Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Cara Menjaga Kelestarian Tanaman Jarak?

KOMPAS.com – Tanaman jarak, khususnya jarak pagar (Jatropha curcas), berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber bio-diesel.

Sumber bahan bakar alternatif ini dapat menjadi solusi dari krisis energi akibat cadangan bahan bakar minyak, terutama dari bahan bakar fosil, kian menipis.

Oleh sebab itu, saat ini, popularitas tanaman jarak semakin menanjak dan mulai dikembangkan secara luas di berbagai wilayah di Indonesia.

Ketika semakin banyak dimanfaatkan, perlu dilakukan upaya agar tanaman jarak terjaga kelestariannya.

Upaya untuk menjaga kelestarian tanaman jarak adalah dengan budidaya. Dengan demikian, pemanfaatan tanaman jarak dapat berkelanjutan.

Dilansir dari makalah bertajuk “Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) sebagai Sumber Bahan Eneri Alternatif Biofuel”, sistem budidaya tanaman jarak selama ini belum dilakukan dengan tujuan agribisnis.

Umumnya, tujuan masyarakat membudidayakan tanaman jarak adalah untuk digunakan sebagai obat herbal.

Untuk budidaya agribisnis pun masih terkendala sejumlah masalah, seperti belum ada varietas atau klon unggul, jumlah ketersediaan benih terbatas, teknik budidaya belum memadai, dan sistem pemasaran belum memiliki standar.

Meski demikian, sejak tahun 2005, budidaya tanaman jarak dengan tujuan agribisnis kian meluas di Indonesia.

Bagi yang ingin membudidayakan tanaman jarak untuk agribisnis, perlu memperhatikan beberapa hal agar hasilnya berkualitas tinggi.

1. Pemilihan lahan

Lahan yang diprioritaskan untuk budidaya tanaman jarak di Indonesia harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Lahan marjinal, yakni lahan dengan tingkat kesuburan yang rendah

b. Lahan terlantar

c. Lahan terpencil

Indonesia memiliki luas lahan kritis mencapai lebih dari 13 juta ha yang sebagian besar di luar kawasan hutan. Lahan ini cukup potensial untuk mengembangkan tanaman jarak pagar.

2. Persiapan lahan

Persiapan lahan yang perlu dilakukan meliputi pembukaan lahan, pengajiran, pembuatan lubang tanam, dan pembersihan lahan dari semak belukar.

3. Perbanyak bahan tanam dan pembibitan

Perbanyak bahan tanam dapat dilakukan dengan cara generatif (menggunakan biji) atau vegetatif (menggunakan stek, sambung, okulasi, dan kultur jaringan).

4. Penanaman

Waktu penanaman tanaman jarak sebaiknya dilakukan pada awal atau selama musim hujan sehingga kebutuhan air dapat tercukupi.

Pilihlah bibit yang sehat dan kuat dengan tinggi bibir 50 cm atau lebih. Penanaman dapat dilakukan langsung di lahan dengan menggunakan stek cabang atau batang.

5. Pengendalian gulma

Gulma di sekitar tanaman jarak dikendalikan secara manual atau secara kimia. Pengendalian gulma dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembumbunan barisan tanaman.

6. Pemupukan

Pada prinsipnya, pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman jarak. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.

7. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang sudah cukup berkayu.

8. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman jarak dapat dilakukan secara teknis maupun kimia.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/24/073100923/bagaimana-cara-menjaga-kelestarian-tanaman-jarak-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke