KOMPAS.com - Safron atau saffron belakangan mulai banyak dikenal masyarakat luas. Saffron berbentuk untaian-untaian halus mirip benang, yang berasal dari putik bunga Crocus sativus.
Saffron memiliki aroma kuat dan kaya akan antioksidan. Ini adalah salah satu rempah termahal di dunia.
Bukan tanpa alasan harganya mahal. Untuk mendapatkan saffron, para petani harus memanen lembaran halus dari setiap bunga tanaman dengan tangan.
Baca juga: 5 Manfaat Teh Saffron, Mengurangi Depresi hingga Meringankan PMS
Mereka lantas perlu memanaskan dan memproses hasil panenan agar cita rasa saffron keluar.
Mengutip Healthline, harga rempah di pasaran dunia bisa mencapai 5.000 dollar AS (Rp 72,6 juta) per 450 gram.
Berikut ulasan budidaya dan manfaat saffron.
Dilansir Sativus.com, saffron dikumpulkan dari bunga Crocus sativus yang biasa dikenal dengan saffron crocus atau umbi saffron.
Bunga Crocus sativus biasanya mekar di musim gugur.
Setiap umbi saffron membentuk umbi baru, begitulah cara tanaman berkembang biak. Namun, setiap bunga hanya akan menghasilkan tiga putik dan setiap umbi hanya menghasilkan satu bunga.
Bunga harus dipetik dengan tangan sebelum tengah hari karena mudah layu. Proses ini membutuhkan ketelitian tinggi.
Inilah kenapa rempah saffron sangat berharga dan memiliki nilai jual tinggi. Rempah ini pun disebut emas merah.
Crocus saffron tumbuh subur di ladang Kashmir, Iran, India, Italia, Perancis, Spanyol, Selandia Baru, Portugal, Yunani, Maroko, Belanda, Timur Tengah, Turki, dan beberapa wilayah di China.
Karena tanaman ini dibudidayakan di berbagai belahan dunia, teknik penanaman budidaya saffron mungkin berbeda. Ini tergantung iklim, jenis tanah, kedalaman tanah, dan jarak tanam antar umbi.
Tanah
Crocus sativus tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi tumbuh subur di tanah berkapur, kaya humus, dan yang memiliki pH antara 6-8.
Safron juga dapat ditanam di jenis tanah kering atau semi kering.
Namun Anda perlu ingat, selama periode kekeringan di musim gugur dan musim semi, lahan harus tetap diairi.
Jika Anda menanam umbi saffron di jenis tanah basah atau setengah basah, Anda harus yakin bahwa tanah memiliki drainase yang baik untuk mencegah umbi membusuk atau terinfeksi selama periode cuaca basah.
Iklim
Untuk penanaman safron, suhu tidak boleh lebih dari 35-40 derajat Celsius di musim panas dan -15 sampai -20 derajat Celsius di musim dingin.
Itulah mengapa saffron dapat dibudidayakan pada tipe iklim kering, sedang, dan kontinental. Namun, saffron tidak bisa ditanam di iklim tropis atau kutub.
Karena fakta bahwa Crocus sativus adalah tanaman umbi tahan panas, musim panas yang kering tidak akan menjadi masalah.
Namun, selama suhu musim dingin yang ekstrem, ada kemungkinan daun akan membeku hingga kering. Ini menyebabkan umbi akan lebih sedikit berkembang dan karenanya akan lebih sedikit mekar.