Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Disarankan untuk Dicabut, Kenapa Kita Punya Gigi Bungsu?

Kompas.com - 23/08/2021, 16:02 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gigi bungsu termasuk ke dalam organ vestisial yang dimiliki manusia. Organ ini disebut tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Dalam banyak kasus, gigi bungsu kerap disarankan untuk dicabut oleh dokter guna kesehatan jangka panjang. Lantas mengapa manusia memiliki gigi bungsu?

Dilansir dari Very Well Health, Senin (23/8/2021), pada zaman dahulu ternyata gigi bungsu memiliki peran yang sangat penting untuk bertahan hidup.

Nenek moyang manusia pada awalnya hidup dengan pola makan daging mentah, kacang-kacangan, akar, beri dan daun.

Baca juga: 7 Organ Vestisial Manusia yang Tidak Dibutuhkan Tubuh, Apa Saja?

Di masa lalu, teknologi seperti pisau untuk memotong dan menyiapan makanan dan memasak daging bukan merupakan pilihan mereka.

Satu-satunya cara untuk dapat mengkonsumsi seluruh makanan tersebut adalah dengan mengunyah.

Mereka membutuhkan rahang yang lebih lebar dan geraham yang kuat untuk mengunyah makanan keras dan kasar tersebut.

Sehingga, memiliki tiga set gigi geraham, termasuk gigi bungsu adalah hal yang diperlukan oleh nenek moyang manusia untuk dapat makan apa saja saat itu.

Rahang yang lebih besar dapat menampung gigi bungsu dan memungkinkan gigi bungsu dapat tumbuh di dalam mulut secara normal.

Gigi bungsu juga merupakan salah satu cara bagi antropolog untuk dapat menentukan usia kerangka. Contohnya adalah kerangka Turkana Boy di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian yang diperkirakan berasal dari 1,6 juta tahun yang lalu.

Para peneliti percaya bahwa kerangka Turkana Boy merupakan manusia purba berusia delapan atau sembilan tahun dengan fakta bahwa gigi bungsunya belum erupsi atau bergerak dari dalam prosesus alveolaris ke rongga mulut.

Sementara pada manusia modern, perkembangan teknologi sehingga makanan yang dikonsumsi menjadi lebih lembut terutama untuk anak-anak berdampak pada pertumbuhan gigi bungsu.

Proses memotong, merebus, mengukus, memanggang makanan yang akan dimakan membuat seluruh makanan menjadi lebih mudah untuk dikonsumsi.

 

Ahli percayai bahwa rahang manusia berubah menjadi kurang lebar dan lebih kecil karena makanan yang disiapkan dan dikonsumsi.

Makanan keras akan merangsang pertumbuhan rahang di masa anak-anak sehingga lebih mungkin pertumbuhan gigi bungsu masih memiliki ruang di rongga mulut.

Sementara saat ini, gigi bungsu tidak lagi diperlukan karena rongga mulut manusia tida memiliki ruang untuk menampungnya. Hal ini menjadi penyebab mengapa gigi bungsi biasanya perlu dicabut.

Struktur tubuh manusia modern secara keseluruhan telar berubah seiring berjalannya waktu. Rahang menjadi lebih kecil dan gigi ke-32 tidak lagi dapat tumbuh dengan sempurna.

Beberapa kasus, pertumbuhan gigi bungsu aan membentur atau tidak tumbuh sepenuhnya karena tidak ada ruang di mulut atau terhalang oleh gigi lainnya.

Namunt, tidak semua orang memiliki gigi bungsu karena dipengaruhi oleeh sudut dan perkembangan akar gigi, ukuran dan ruang yang tersedia pada tulang rahang. Atau pada beberapa kasus ditemukan bahwa gigi bungsi tidak muncul ke permukaan.

Baca juga: Gigi Bungsu Tumbuh Miring, Perlukah Dicabut

Gigi bungsu terletak sangat jauh di belakang mulut sehingga perawatan yang tepat untuk menjaganya tetap sehat menjadi lebih sulit.

Bahkan seorang dokter menyarankan pasiennya untuk mencabut gigi bungsunya demi menjaga kesehatan jangka panjang.

Dalam bahasa inggris, gigi bungsu disebut dengan wisdom teeth atau gigi kebijaksanaan. Disebut gigi kebijaksanaan karena biasanya mereka tumbuh antara usia 17 dan 21 tahun yang dipercaya bahwa dengan bertambahnya usia, datanglah kebijaksanaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com