Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2021, 20:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian orang yang memiliki sisa akar gigi di mulutnya, hanya membiarkannya tanpa dicabut. Biasanya mereka menganggap sisa akar gigi tersebut tidak mengganggu sehingga dibiarkan saja.

Sisa akar gigi biasanya terjadi akibat gigi berlubang yang tidak dirawat atau trauma. Pada gigi berlubang yang tidak di rawat, ini bisa menyebabkan seluruh mahkota gigi habis dan tersisa akarnya saja. Tentu ini bukan proses yang sebentar namun kasus ini sering ditemukan.

Sedangkan pada kasus trauma, biasanya jika seseorang mengalami trauma seperti benturan di daerah mulut. Benturan yang kencang bisa menyebabkan gigi copot atau patah. Paling sering terjadi pada gigi depan. Sehingga, orang akan segera merawatnya karena berkaitan dengan fungsi estetik dan bicara.

Namun, sebagian orang justru membiarkannya dan tidak merawatnya. Sisa akar gigi harus dicabut agar tidak menimbulkan masalah lainnya. Kenali risiko jika sisa akar gigi tidak dicabut.

Baca juga: 7 Manfaat Cengkeh, Obat Sakit Gigi Hingga Mengobati Kanker

Luka pada permukaan mulut

Sisa akar gigi biasanya menyisakan permukaan yang tidak rata dan tajam. Jika tidak berhati-hati, ini bisa melukai permukaan dalam mulut. Contohnya permukaan pipi dalam atau lidah.

Pada sebagian orang, luka di permukaan dalam mulut bisa memicu terjadinya sariawan. Kondisi ini akan membuat tidak nyaman untuk bicara dan makan selama beberapa hari.

Abses gigi

Abses gigi adalah infeksi yang terjadi sehingga menyebabkan terbentuknya pus atau nanah. Pada kasus sisa akar gigi, abses ini dikenal dengan diagnosis abses periapikal.

Namun, bisa juga terbentuk di samping gusi akibat gusi yang menurun. Kondisi ini dinamakan abses periodontal.

Baca juga: Mengenal Veneer Gigi dan Indikasi Penggunaannya

Keduanya merupakan kasus infeksi yang harus segera di atasi. Jika tidak diatasi, infeksi bisa meluas ke daerah di sekitar gigi. Pada gigi rahang atas, abses berpotensi mengalami komplikasi dengan menyerang sinus sehingga sinus terisi oleh pus atau nanah.

Jika terjadi pada rahang bawah, infeksi bisa meluas ke spasia otot di sekitar leher. Risiko yang paling parah adalah jika infeksi menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah sehingga terjadi sepsis. Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan dan harus segera ditangani.

Abses gigi bisa diketahui dengan dua cara, yang pertama terlihat cairan pus di dalam mulut dan berbau busuk. Cara kedua adalah dengan melakukan rontgen gigi.

Pada rontgen, abses gigi akan tampak sebagai area kehitaman di sekitar akar gigi. Batas areanya biasanya difus atau tidak tegas.

Kondisi ini memerlukan pencabutan sisa akar gigi dan pengobatan lanjutan berupa konsumsi antibiotik untuk memastikan tidak ada infeksi sekunder yang menyerang setelahnya.

Baca juga: 5 Langkah Mudah Memutihkan Gigi dari Rumah

Kista gigi

Kista juga bisa terjadi di ujung akar gigi. Kista ini disebut juga dengan kista periapikal. Kondisi ini juga hampir mirip dengan abses gigi. Keduanya sama-sama disebabkan karena adanya infeksi.

Pada kasus kista, akan sedikit berbeda tampilannya di rontgen. Jika abses menunjukkan batas yang tidak tegas, kista menunjukkan batas yang jelas dan tegas.

Saat proses pencabutan sisa akar penyebab kista, harus disertai dengan tahapan kuretase untuk membersihkan kista hingga lapisannya terangkat. Jika sudah bersih, maka kemungkinan terjadi infeksi ulang di area tersebut sangat minim.

Itu dia risiko sisa akar gigi jika tidak dicabut. Jika Anda memilikinya, segera konsultasikan ke dokter gigi, ya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com