Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingginya Penularan Covid-19, Indonesia Berisiko Jadi Hotspot Varian Baru

Kompas.com - 10/08/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Para pakar kesehatan dunia khawatir jika Indonesia yang kini jadi pusat penularan Covid-19, berisiko jadi 'hotspot' munculnya varian baru virus corona.

Alasan ahli, berkaca dari India yang pernah menjadi episentrum, atau pusat penularan Covid-19, merupakan tempat varian Delta berasal yang kini menjangkit dunia.

"Epidemi yang tidak terkendali selalu bisa menjadi hotpspot bagi mutasi varian," kata Aris Katzourakis, profesor evolusi dan genomik dari Oxford University di Inggris.

"Dua dari varian yang paling menyulitkan yang kita hadapi sekarang ini, yakni Alpha and Delta, besar kemungkinan berhubungan dengan buruknya intervensi kesehatan publik (di Inggris dan India)."

"Menangani epidemi di Indonesia haruslah jadi prioritas untuk mengurangi resiko munculnya varian baru."

Baca juga: Varian Corona Asal Indonesia B.1.466.2, Masuk Daftar Pemantauan WHO

Tingginya penularan Covid-19 di kawasan yang padat penduduk, seperti di Pulau Jawa dan Bali, dalam beberapa pekan terakhir telah membuat sistem layanan kesehatan di Indonesia kewalahan.

Tingkat kematian di Indonesia meningkat drastis, sudah melebihi angka 108 ribu kematian pada Selasa (10/8/2021) pagi.

Sekitar 40 persen dari kematian tersebut terjadi hanya dalam waktu lima pekan terakhir.

Sementara jumlah total orang yang sudah tertular Covid-19 di Indonesia melebihi angka 3,6 juta.

Sudah ada varian yang menyebar ke Malaysia

Varian baru yang dikhawatirkan asal Indonesia ditakutkan sudah menyebar ke Malaysia, negara yang juga mengalami tingkat penularan di dunia saat ini.

Pihak berwenang di negara bagian Sarawak di Malaysia bulan lalu menemukan tujuh kasus varian B.1.466.2 yang pertama kalinya diidentifikasi di Jakarta bulan November lalu.

"Dua kasus varian Beta, dan empat kasus 'varian mengkhawatirkan' dari Indonesia sudah teridentifikasi di Kuching, di Sibu (2 kasus) dan satu kasus di Bintulu," kata Dr David Perera, Direktur Institut Kesehatan Masyarakat di Universiti Malaysia Sarawak.

Kepala Eijkman Institute Professor Amin Soebandrio mengatakan varian asal Indonesia terus dipantau dengan seksama.

Namun dia menegaskan bahwa varian B.1.466.2 asal Indonesia bukanlah variant of concern atau varian yang mengkhawatirkan, menurut terminologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com