Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Delta, Varian Lambda dan B.1.621 Juga Sedang Diamati Ilmuwan

Kompas.com - 10/08/2021, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona SARS-CoV-2 terus berlanjut dan melahirkan banyak varian baru. Beberapa di antaranya lebih mampu menularkan virus atau kebal terhadap vaksin.

Sejauh ini, para ilmuwan fokus mempelajari varian Delta yang saat ini mendominasi kasus Covid-19 di dunia dan membuat angka penambahan kasus meroket.

Namun selain delta, para ilmuwan juga terus mengamati varian lain untuk melihat apa yang mungkin terjadi suatu hari nanti.

Baca juga: Sejarah Sertifikat Vaksin, Sudah Dipakai Sejak 1897 untuk Penyakit Pes

Beberapa varian yang diamati ahli

1. Varian Delta

Varian Delta pertama kali terdeteksi di India dan sejauh ini yang paling mengkhawatirkan.

Dilansir dari Reuters, Minggu (8/8/2021), Delta menyerang populasi yang tidak divaksinasi di banyak negara dan terbukti jauh lebih mudah menular dibanding varian pendahulunya.

Sebagai perbandingan, angka reproduksi varian Delta adalah 7-8. Artinya, seorang yang terinfeksi varian Delta bisa menyebarkan virus ke 7-8 orang lainnya.

Sementara angka reproduksi varian Alpha adalah 5 dan varian asli atau original (yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada Desember 2019) memiliki angka reproduksi 3-4.

Karena penularannya yang sangat cepat, menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan mengurangi manfaat vaksin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan Delta sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern (VoC).

Menurut Shane Crotty, ahli virologi di La Jolla Institute for Immunology di San Diego, "kekuatan super" Delta adalah kemampuan menularnya.

Peneliti China menemukan bahwa orang yang terinfeksi Delta membawa virus 1.260 kali lebih banyak di hidung mereka dibandingkan dengan versi asli virus corona.

Beberapa penelitian AS menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksinasi dan terinfeksi varian Delta memiliki "viral load" yang sama banyaknya dengan mereka yang tidak divaksinasi. Namun penelitian lebih lanjut untuk ini tetap diperlukan.

Sementara virus corona asli membutuhkan waktu hingga tujuh hari untuk menyebabkan gejala, Delta dapat menyebabkan gejala dua hingga tiga hari lebih cepat. Artinya, hanya sedikit waktu yang dimiliki sistem kekebalan untuk merespons dan meningkatkan pertahanan melawan virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com