Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Anemia Defisiensi Besi, Begini Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi ASI Eksklusif

Kompas.com - 01/08/2021, 19:32 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Zat besi memiliki fungsi penting dalam pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Sementara hemoglobin ini bertugas mengalirkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.

Bukan hanya itu, Zat besi juga mendukung perkembangan neurologis selama masa tumbuh kembang di usia dini.

Dokter Spesialis Anak, dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A mengatakan, pada tiga bulan terakhir masa kehamilan, bayi mendapat transfer cadangan zat besi dari ibu, yang mana ini dapat memenuhi kebutuhan bayi setelah lahir sampai berusia 4-6 bulan.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Manfaat Ajaib ASI terhadap Kesehatan Usus Bayi

Kemudian setelah bayi lahir, bayi juga mendapatkan zat besi dari air susu ibu (ASI). Kandungan zat besi pada ASI sangat mudah diserap oleh saluran cerna bayi.

“Sayangnya, zat besi yang terkandung dalam ASI hanya sedikit jumlahnya,” ujarnya pada Kompas.com.

Setelah cadangan zat besi yang diberikan dari ibu pada masa kehamilan habis, maka kebutuhan harian zat besi pada bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat pada 1 tahun pertama kehidupannya, tidak dapat terpenuhi dari ASI saja.

Risiko kekurangan zat besi ini akan lebih tinggi pada bayi yang lahir dengan kondisi berat lahir rendah, prematur, atau kembar.

Ia menjelaskan, kekurangan zat besi yang berkepanjangan akan menyebabkan anemia defisiensi besi, yang dapat memberikan dampak negatif pada kecerdasan, perilaku, perkembangan motorik, serta daya tahan tubuh anak.

Baca juga: Pentingnya ASI Eksklusif, Manfaatnya bagi Imunitas hingga Tumbuh Kembang Bayi

Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah, Puri Indah, dr Cynthia Rindang Kusumastuti, Sp.A.RSPI Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah, Puri Indah, dr Cynthia Rindang Kusumastuti, Sp.A.

Itulah mengapa, sangat penting untuk memberikan makanan pendamping ASI yang mengandung zat besi tinggi, seperti daging merah, hati ayam, dan sayuran hijau seperti bayam pada bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas.

“Zat besi yang berasal dari protein hewani lebih mudah diserap oleh saluran cerna, jika dibandingkan dengan yang berasal dari sayuran,” kata dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Puri Indah.

Makanan yang banyak mengandung vitamin C juga baik jika diberikan bersamaan dengan makanan tinggi zat besi, karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Dr Cynthia juga menyebutkan, bahwa sebaiknya, hindari mengonsumsi teh dan makanan atau minuman yang mengandung kalsium tinggi (susu) bersamaan dengan zat besi, karena akan berkompetisi dan menghambat penyerapan zat besi.

Alternatif lain adalah pemberian makanan pendamping ASI yang terfortifikasi.

Selain itu, dikatakan dr Cynthia, karena prevalensi anemia defisiensi besi pada balita di Indonesia mencapai 40-45 persen, maka IDAI merekomendasikan pemberian suplementasi zat besi pada bayi mulai dari usia 4-6 bulan setiap hari hingga mencapai usia 2 tahun.

Baca juga: ASI Eksklusif di Indonesia Meningkat Tajam Selama Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com