Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menemukan, bahwa hampir 33,8 persen anak Indonesia memiliki kecenderungan sedentary lifestyle atau gaya hidup tidak aktif.

Studi ini dilakukan dan dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information.

Gaya hidup tidak aktif yang dimaksudkan, yakni seperti aktivitas berdiam diri, jarang berolahraga, serta mengonsumsi makanan minuman tidak sehat secara berlebihan.

Baca juga: Anak Masih Harus Sekolah Online, Begini Cara Mendampinginya di Rumah

Seperti diketahui, gaya hidup yang tidak aktif jelas dapat berpengaruh terhadap perilaku dan kesehatan anak di masa depan.

Terlebih, diketahui juga bahwa sedentary lifestyle ini, sangat erat berkaitan dengan peningkatan risiko atau prevalensi berbagai kondisi berikut:

- Obesitas pada anak

- Hipertensi

- Diabetes

- Kolesterol tinggi

- Serta berbagai penyakit lainnya.

Buruknya lagi, obesitas hingga kolesterol tinggi yang tidak ditangani atau dikendalikan dengan baik oleh anak-anak akibat gaya hidup tidak aktif, dapat memperbesar risiko penyakit tidak menular berbahaya lainnya, seperti kardiovaskular dan kanker.

Dokter Anak Konsultan Tumbuh Kembang dan Pakar Hidrasi, Dr dr Bernie Endyarni Medise SpA(K) MPH mengatakan, peran orangtua menjadi sangat penting untuk mencegah risiko buruk yang dapat terjadi pada anak saat dewasa nanti.

Dikatakan Bernie, orangtua perlu berupaya menjadi semakin kreatif untuk menstimulai anak tetap bergerak aktif selama pandemi.

Cara anak tetap sehat di masa depan

Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud), banyak cara bisa dilakukan orang tua untuk mengurangi gaya hidup sedentari atau gaya hidup tidak aktif. 

Orangtua dapat mencari aktivitas fisik favorit anak dan membuat permainan sederhana untuk membuat anak tetap aktif.

Bisa dengan bermain bola, memanjat atau permainan berburu harta karun yang mengharuskan anak keliling rumah.

Selain itu, bisa juga dengan mengajak membersihkan rumah yang dikemas dalam permainan, misalnya dengan memberikan stiker yang dapat dikoleksi dan sebagainya.

Baca juga: Jangan Abaikan, 7 Efek Buruk Bermain Gadget dan Internet pada Anak-anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com