Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2021, 17:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lontaran lava pijar Gunung Merapi telah mencapai batas vegetasi. Titik api terpantau di lereng barat daya Gunung Merapi yakni pada pukul 22.49 WIB tanggal 25 Juli 2021 dan pada tanggal 26 Juli 2021.

Titik api tersebut merupakan kebakaran vegetasi yang dipicu oleh lontaran lava dari guguran lava pijar. Musim kemarau dan tidak adanya hujan membuat vegetasi di lereng Merapi menjadi kering sehingga sangat mudah terbakar, ketika tersulut api.

Akan tetapi, hingga tadi malam pada pukul 23.51 dan 23.55 WIB, seismogram masih merekam awan panas guguran Merapi dengan amplitudo 30 mm. Guguran berdurasi 187 detik dan 148 detik itu terjadi dengan jarak luncur mencapai 2.500 meter ke arah barat daya.

Dalam minggu ini saja, aktivitas guguran lava pijar terjadi cukup intensif dengan arah dominan ke barat daya dan jarak luncur maksimal 2.000 meter.

Baca juga: Foto Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Astronom Sebut Jenis Fireball

Informasi titik api dan lontaran lava pijar ini dipaparkan dalam laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).

Dengan melihat kondisi tersebut, kini aktivitas Gunung Merapi di perbatasan antara Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah tergolong tinggi dan masuk kategori Siaga level III.

BPPTKG pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait aktivitas Gunung Merapi, serta mengikuti informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya.

Sebab, dengan adanya guguran lava pijar ini, berpotensi terjadi erupsi yang dapat membahayakan masyarakat di sekitar Gunung Merapi.

Baca juga: Meteor Jatuh di Gunung Merapi, Begini Proses Terjadinya Hujan Meteor

Berikut beberapa potensi bahaya erupsi Gunung Merapi yang harus diwaspadai:

1. Guguran lava sejauh 3-5 km

Potensi bahaya erupsi yang pertama adalah guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara -barat daya sejauh maksimal 3 kilometer dari arah sungai Woro.

Tidak hanya itu, guguran lava dan awan panas ini juga berpotensi membahayakan lingkungan sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.

2. Ancaman material vulkanik

Potensi bahaya berikutnya yang harus diwaspadai adalah erupsi eksplosif dengan ancaman berupa lontaran material vulkanik.

Lontaran material vulkanik ini berpeluang menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com