Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Ungkap 33,8 Persen Anak Indonesia Cenderung Bergaya Hidup Tidak Aktif

Studi ini dilakukan dan dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information.

Gaya hidup tidak aktif yang dimaksudkan, yakni seperti aktivitas berdiam diri, jarang berolahraga, serta mengonsumsi makanan minuman tidak sehat secara berlebihan.

Seperti diketahui, gaya hidup yang tidak aktif jelas dapat berpengaruh terhadap perilaku dan kesehatan anak di masa depan.

Terlebih, diketahui juga bahwa sedentary lifestyle ini, sangat erat berkaitan dengan peningkatan risiko atau prevalensi berbagai kondisi berikut:

- Obesitas pada anak

- Hipertensi

- Diabetes

- Kolesterol tinggi

- Serta berbagai penyakit lainnya.

Buruknya lagi, obesitas hingga kolesterol tinggi yang tidak ditangani atau dikendalikan dengan baik oleh anak-anak akibat gaya hidup tidak aktif, dapat memperbesar risiko penyakit tidak menular berbahaya lainnya, seperti kardiovaskular dan kanker.

Dokter Anak Konsultan Tumbuh Kembang dan Pakar Hidrasi, Dr dr Bernie Endyarni Medise SpA(K) MPH mengatakan, peran orangtua menjadi sangat penting untuk mencegah risiko buruk yang dapat terjadi pada anak saat dewasa nanti.

Dikatakan Bernie, orangtua perlu berupaya menjadi semakin kreatif untuk menstimulai anak tetap bergerak aktif selama pandemi.

Cara anak tetap sehat di masa depan

Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud), banyak cara bisa dilakukan orang tua untuk mengurangi gaya hidup sedentari atau gaya hidup tidak aktif. 

Orangtua dapat mencari aktivitas fisik favorit anak dan membuat permainan sederhana untuk membuat anak tetap aktif.

Bisa dengan bermain bola, memanjat atau permainan berburu harta karun yang mengharuskan anak keliling rumah.

Selain itu, bisa juga dengan mengajak membersihkan rumah yang dikemas dalam permainan, misalnya dengan memberikan stiker yang dapat dikoleksi dan sebagainya.

Bernie menjelaskan bahwa selain aktif bergerak, penting bagi orangtua untuk membantu anak menerapkan hidrasi sehat.

"Selain ada kecenderungan kurang aktif bergerak, riset juga menemukan 1 dari 5 anak Indonesia masih kurang minum," kata Bernie dalam rilis Danone-Aqua, Senin (26/7/2021).

Menurut Bernie, kebiasaan minum yang baik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak, tetapi juga membantu anak lebih cermat, tanggap, dan memiiki performa yang baik.

Anak membutuhkan dukungan orangtua agar mereka tetap aktif, terhidrasi, dan fokus.

Pastikan kebutuhan air berkualitas dan nutrisi seimbang terpenuhi, serta kebiasaan hidup aktif ditingkatkan. Hal ini akan mendukung kualitas kesehatannya hingga dewasa nanti.

Perlu diingat, anak-anak membutuhkan minimal 7 gelas air minum setiap harinya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/27/183000823/studi-ungkap-33-8-persen-anak-indonesia-cenderung-bergaya-hidup-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke