Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteorit Langka Berusia 4,6 Miliar Tahun Ditemukan di Bekas Jejak Kuda

Kompas.com - 26/07/2021, 19:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Derek Robson, seorang penduduk Loughborough, Inggris, dan direktur astrokimia di East Anglian Astrophysical Research Organization (EAARO) tak menyangka jika ia akan menemukan batu yang ternyata adalah meteorit yang langka, berusia 4,6 miliar tahun.

Meteorit itu ia temukan di saat sedang berada di sebuah lapangan di di Gloucestershire, Inggris. Ia mendapati meteorit tersebut berada di bekas jejak tapal kuda.

Rupanya meteorit ini pun bukan sembarang meteorit. Mengutip Live Science, Senin (26/7/2021) meteorit tersebut termasuk sebagai meteorit langka.

Menurut peneliti, batu antariksa itu adalah chondrite berkarbon yang sangat jarang ditemukan di Bumi.

Baca juga: Peristiwa Meteorit Jatuh tapi Tak Ada Fenomena Hujan Meteor, Kok Bisa?

 

 

Meteorit langka ini berasal dari sabuk asteroid antara planet Mars dan Jupiter, serta terbentuk di awal sejarah Tata Surya, yang diperkirakan berusia 4,6 miliar tahun.

Menariknya, meteorit sering mengandung senyawa organik atau pembawa karbon, termasuk asam amino yang membentuk dasar kehidupan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah meteorit ini memiliki petunjuk bagaimana makhluk hidup pertama kali muncul di tata surya.

"Meteorit ini sudah ada di luar sana sebelum ada penciptaan planet dan bulan di Tata Surya. Berarti kita memiliki kesempatan langka untuk memeriksa bagian dari masa lalu primordia kita," ungkap Shaun Fowler, peneliti dari Loughborough University menjelaskan meteorit berusia 4,6 miliar tahun itu.

Baca juga: Ahli Jelaskan Kenapa Meteorit Sering Jatuh di Indonesia Akhir-akhir Ini

Ilustrasi meteor jatuh ke Bumi. Viral meteor jatuh di Sulawesi.SHUTTERSTOCK/Vadim Sadovski Ilustrasi meteor jatuh ke Bumi. Viral meteor jatuh di Sulawesi.

Lebih lanjut, ia mendeskripsikan jika meteorit berukuran kecil, berwarna arang, dan rapuh seperti bongkahan beton yang runtuh.

Meteorit sebagian besar terbuat dari mineral seperti olivin dan phyllosilicates serta butiran bulat yang disebut chondrules, yang sebagian merupakan manik-manik cair yang tergabung ke dalam asteroid saat pertama kali terbentuk.

"Tetapi komposisinya berbeda dengan apa pun yang Anda temukan di Bumi dan berpotensi tidak seperti meteorit lain yang kami temukan," kata Fowler.

Ia pun menyebut meteorit mungkin juga mengandung beberapa struktur kimia atau fisik yang sebelumnya tak diketahui dan belum pernah terlihat dalam sampel meteorit lain yang tercatat.

Baca juga: Meteorit Pelangi Ditemukan di Kosta Rika, Batuan Luar Angkasa Langka

 

Selanjutnya, peneliti di Loughborough University dan EAARO menggunakan mikroskop elektron untuk mempelajari permukaan meteorit hingga nanometer (sepersejuta meter) yang memungkinkan mereka mempelajari bahan kimia tersebut.

Tim pun mengkonfirmasi keberadaan asam amino dalam sampel. Temuan itu mengungkapkan informasi baru tentang bagaimana geokimia awal tata surya mengatur kehidupan.

Meski begitu perlu studi lebih lanjut karena analisis meteorit tersebut masih dalam tahap awal.

"Pada tahap ini kami telah belajar banyak tentang meteorit tetapi kami baru saja menggores permukaannya," papar Sandie Dann, ahli kimia dari Loughborough University.

Baca juga: Meteorit Murchison Mengandung Material Stardust Tertua di Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com