Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Minum Susu Bisa Menurunkan Risiko Penyakit?

Kompas.com - 26/07/2021, 11:05 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu sudah sejak lama dipercaya dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan. Namun, bukan berarti tak ada efek negatif yang mungkin muncul dari susu.

Dilansir Medical News Today, Minggu (25/7/2021), susu diartikan sebagai produk makanan dengan sumber kalsium siap pakai dan mineral yang dipercaya mampu mempertahankan fungsi tulang.

Connie M. Weaver, yang pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Ilmu Nutrisi di Universitas Purdue, West Lafayette, pada tahun 2014 mengungkap, bahwa susu dan keju menyumbang 46,3 persen kalsium, 11,6 persen potasium dan 7,9 persen magnesium pada makanan di Amerika Serikat.

Baca juga: Susu Steril, Pasteurisasi, dan UHT, Apa Bedanya?

Sementara itu, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dan Departemen Pertanian Amerika Serikat merekomendasikan, individu berusia lebih dari 9 tahun untuk mengonsumsi 3 cangkir susu bebas lemak dan rendah lemak atau produk olahan susu lainnya.

Tapi nyatanya, orang dewasa di Amerika Serikat hanya meminum sekitar 1,6 cangkir susu yang tentunya jauh dari rekomendasi ahli.

Dr. Walter C. Willet dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan Dr. David S. Ludwig dari Harvard Medical School, Boston selain membahas manfaat susu, juga mempertanyakan risiko yang mungkin timbul dari mengonsumsi susu.

Menurut Willet, penelitian selama beberapa dekade terakhir, tidak secara jelas mendukung kebutuhan asupan tinggi untuk pencegahan patah tulang, yang selama ini menjadi pembenaran, dan beberapa kekhawatiran terkait efek samping mulai menjadi perhatian.

"Dengan demikian, kami berpikir memberikan gambaran bukti risiko dan manfaat susu akan berguna,” kata Willet yang merupakan Profesor epidemiologi dan nutrisi.

Dalam artikel ulasan mereka di New England Journal of Medicine, mereka menyoroti kontribusi susu bagi banyak aspek kesehatan tubuh. Salah satunya adalah kesehatan tulang, yang paling familiar bagi banyak orang.

Susu adalah sumber kalsium yang siap pakai, mineral yang penting untuk mengembangkan dan mempertahankan fungsi tulang yang baik.

Namun, penelitian yang menetapkan rekomendasi harian untuk berapa banyak susu dan tambahan kalsium, yang harus kita konsumsi, sangat kecil.

Sejauh ini tak ada bukti yang mendukung konsumsi susu dapat mengurangi risiko patah tulang pinggul.

Sebaliknya, negara-negara dengan asupan susu dan kalsium yang tinggi juga memiliki tingkat patah tulang pinggul tertinggi.

Baca juga: Susu Beruang Diborong, Ahli Ingatkan Kandungan Semua Susu Sama Saja

Ilustrasi susu sapi murni. SHUTTERSTOCK/BEATS1 Ilustrasi susu sapi murni.

 

Hal lain yang diungkap Willet dan Ludwig, bahwa penelitian terkait kandungan susu terhadap kanker menunjukkan hasil yang beragam.

Tingginya kadar kalsium dalam susu mungkin akan menurunkan risiko terkena kanker kolorektal, sementara studi lain menunjukkan, bahwa konsumsi susu dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, postrat, dan endometrium.

Tetapi terkait penyakit jantung, mereka mengatakan bahwa untuk orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah, di mana diet tepung sangat tinggi, asupan susu yang moderat dapat menurunkan penyakit kardiovaskular dengan memberikan nilai gizi dan mengurangi beban glikemik.

Baca juga: Susu Steril, Pasteurisasi, dan UHT, Apa Bedanya?

Sebaliknya, jika kualitas diet atau pola makan rendah tepung dan rendah gula, maka kandungan pada susu tidak akan begitu berpengaruh.

Apalagii, kalsium dan vitamin D juga bisa didapat dari kangkung, brokoli, tahu, kacang-kacangan, jus jeruk, dan suplemen tanpa harus khawatir dengan efek negatif konsumsi susu berlebihan.

Menurut Willet, susu bukan merupakan bagian penting dari diet sehat, tetapi akan berefek baik apabila dikonsumsi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Jumlah susu yang disarankan untuk dikonsumsi adalah sebanyak 2 gelas bagi orang dewasa setiap hari.

Berbeda dengan pendapat Willet, Adda Bjarnadóttir, Ahli Gizi di Islandia dan Ahli Nutrisi Internal mengatakan, susu akan memiliki manfaat yang lebih banyak pada orang dengan pola makan rendah protein.

“Meskipun susu bukanlah komponen penting dari diet sehat, saya pikir jika Anda mentolerir susu dan produk susu, itu pasti bisa menjadi tambahan yang sehat untuk pola makan Anda. Susu padat nutrisi, tinggi protein, dan mudah didapat,” kata Bjarnadóttir.

Senada dengan Willet, Bjarnadóttir menyebut jumlah yang baik untuk mengonsumsi susu adalah 2 gelas per hari.

Ia juga merekomendasikan untuk mengonsumsi produk susu tanpa pemanis dan penuh lemak, seperti yogurt atau susu murni.

Jadi, minum susu atau tidak, baiknya disesuaikan dengan kondisi Anda ya..

Baca juga: Viral Rebutan Susu Beruang, Ahli: Gizi Manusia Dewasa Tidak Didongkrak Susu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com