Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disarankan WHO, Orang dengan HIV/AIDS Aman Suntik Vaksin Covid-19

Kompas.com - 25/07/2021, 16:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber WHO

KOMPAS.com - Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa suntik vaksin Covid-19, justru harus melakukannya. Terlepas dari simpang siur terkait hal ini, penting mengingat bahwa manfaat dari semua vaksin Covid-19 resmi lebih besar daripada potensi risikonya

Hal ini disampaikan oleh Ayu Oktariani, Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) dalam acara Kompas Talks bertajuk "Strategi Daerah Hadapi AIDS Selama Pandemi" yang dilakukan Kamis, (22/7/2021).

Dalam survei yang dilakukan oleh Jaringan Indonesia Positive dengan responden komunitas HIV serta Jaringan Nasional HIV di Indonesia ditemukan ada 4 poin penting, salah satunya tentang akses vaksin bagi ODHA

Baca juga: Kabar Baik, Vaksin HIV Buatan Oxford Memasuki Uji Coba Klinis Tahap 1

Akses vaksin bagi orang yang hidup dengan HIV

Survei ini melibatkan 1.137 responden dengan rentang usia 25-49 tahun, yang sebagian besar merupakan usia produktif berusia 30-39 tahun (41,3 persen).

Dari total responden tersebut, 70,1 persen merupakan laki-laki, 26,2 persen perempuan, dan 3,7 persen masuk kategori lainnya (transgender dan memilih tidak menjawab).

"Responden yang mengisi surveinya, 98,5 persen adalah orang yang hidup dengan HIV. Sementara pada kelompok populasi, sebagian adalah laki-laki teman-teman gay (38,2 persen) dan populasi umum (31,4 persen)," kata Ayu.

99,3 persen dari total responden yang terlibat dalam survei mengatakan, mereka dalam terapi (ARV).

Dilansir dari laman spiritia.or.id, terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat antiretroviral (ARV).

ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ART dapat melambatkan pertumbuhan virus. Waktu pertumbuhan virus dilambatkan, begitu juga penyakit HIV.

"Ketika ditanyakan apakah responden bersedia menerima vaksin Covid-19, senang sekali 86,5 persen teman-teman (dengan HIV) bersedia menerima vaksin, meskipun masih ada 13,5 persen yang tidak bersedia divaksin," ungkap Ayu.

Kesediaan dan riwayat ODHA menerima vaksin Covid-19Tangkapan layar Webinar Kompas Talk, Kamis 22 Juli 2021 Kesediaan dan riwayat ODHA menerima vaksin Covid-19

Dari total responden yang bersedia mendapat vaksin, 48,9 persen responden sudah menerima vaksin, 44,9 pesen belum dan tidak memiliki jadwal vaksin, sementara 6 persen lainnya belum vaksin tapi sudah menerima jadwal vaksin.

Dari data tersebut tampak bahwa lebih dari setengah responden yang bersedia sudah divaksin dan setengahnya lagi belum divaksin.

Ayu mengatakan, sebagian besar ODHA yang sudah divaksin tidak mengalami gejala berat. Hanya sekitar 3,3 persen yang mengaku mengalami gejala berat.

Dari data yang dipaparkan Ayu juga tampak bahwa masih ada 164 orang atau 14,4 persen responden yang belum vaksin karena khawatir dengan riwayat penyakit penyerta yang dimilikinya.

"Karena ini bentuknya survei, bukan fgd (forum group discussion) yang digali mendalam. Ada kekhawatiran dari teman-teman yang melakukan survei, teman-teman dengan HIV ini belum memahami bahwa HIV bukan penyakit penyerta," ungkapnya.

"Jadi ada kekhawatiran mereka belum memahami, sehingga mereka punya kekhawatiran tersebut."

Kemudian 110 orang atau 9,7 persen responden mengaku tidak menerima informasi jelas terkait pemberian vaksin Covid-19.

"Masih ada informasi simpang siur yang diterima, ada yang soal efek samping, ada yang bilang orang dengan HIV tidak boleh vaksin, dan lain sebagainya. Jadi memang masih simpang siur, sampai saat ini informasinya tidak clear," kata Ayu.

Sementara ODHA yang sudah divaksin, 354 atau 31,1 persen responden mengaku menerima vaksin karena kesadaran diri.

Karena sudah terinfeksi HIV, di mana daya tahan tubuh melemah, membuat kesadaran diri meningkat untuk melindungi diri dari Covid-19.

Ayu sangat mendorong orang yang hidup dengan HIV/AIDS untuk menerima vaksin Covid-19, karena sudah teruji keamanannya.

Baca juga: Situasi HIV/AIDS di Indonesia, Penambahan Kasus Baru Masih Meningkat

Riset WHO

Dilansir dari laman resmi WHO, banyak penelitian vaksin Covid-19 telah memasukkan sejumlah kecil orang yang hidup dengan HIV dalam uji coba mereka.

Meskipun data terbatas, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang direkomendasikan WHO saat ini (AstraZeneca/Oxford, Johnson dan Johnson, Moderna, Pfizer/BionTech, Sinopharm, dan Sinovac) aman untuk orang yang hidup dengan HIV.

Produk vaksin yang tersedia saat ini bukanlah vaksin hidup, melainkan termasuk materi genetik dari SARS-CoV-2 yang tidak dapat direplikasi.

Oleh karena itu, vaksin ini diperkirakan aman pada orang yang kekebalannya terganggu.

Selain itu, tidak ada interaksi farmakologis yang dilaporkan antara vaksin Covid-19 dan obat antiretroviral (ARV) yang harus terus dikonsumsi oleh orang yang hidup dengan HIV setelah vaksinasi untuk menjaga kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com