Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Epidemi Guna Menghindari Pandemi di Masa Depan

Kompas.com - 21/07/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Dunia tidak siap saat pandemi Covid-19 pertama kali terjadi. Pandemi ini telah menampakkan kesenjangan besar dalam persiapan dan kemampuan kita untuk menanggapi virus tersebut.

Para pakar kesehatan mengatakan bahwa ini akan terjadi kembali di masa depan.

Namun diharapkan, apabila pandemi tersebut terulang kembali, tidak harus sampai separah Covid-19.

Covid-19 telah mengakibatkan banyak kesedihan di dunia. Walau sejumlah negara mungkin telah berhasil mengatasi penyebaran virus tersebut, sebagian lainnya masih berjuang melawan cengkeraman Covid sehingga harus kembali melakukan berbagai pembatasan atau lockdown.

Banyak orang, termasuk para ilmuwan, yang mempertanyakan mengapa pandemi tersebut tidak dapat ditangani atau dikendalikan lebih baik.

Baca juga: Angka Kasus Harian Covid-19 Menurun 4 Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Dr. Tom Frieden telah berpengalaman bekerja untuk mengendalikan sejumlah epidemi. Ia adalah mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Menurutnya, kita tidak akan pernah bisa tahu apakah COVID sebenarnya dapat dihentikan.

Dr. Frieden mengatakan, hal penting yang perlu kita pahami adalah bahwa setiap hari para pekerja kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan di seluruh dunia selalu bekerja untuk menghentikan epidemi.

Satu lagi virus corona mematikan yang dijuluki MERS pernah muncul di kawasan timur tengah hampir satu dekade yang lalu.

Dr. Frieden menceritakan pengalamannya saat masih menjabat sebagai direktur CDC.

Dr. Frieden selalu menanyakan kepada orang-orang apakah mereka pernah teringat adanya wabah MERS besar di Amerika, dan mereka akan nampak bingung dan kemudian mengatakan mereka tidak ingat.

Dr. Frieden kemudian mengatakan bahwa itu memang tidak pernah terjadi di Amerika. Ia menjelaskan bahwa CDC telah menetapkan cara untuk mengujinya, lalu memperingatkan para dokter. Jadi mereka menemukan sejumlah kasus MERS, namun tidak sampai menyebar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com