KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 yang tak kunjung melandai di Indonesia, diyakini dapat mengakibatkan munculnya varian-varian baru dari mutasi virus SARS-CoV-2.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan pada Minggu sore (18/7/2021), ada penambahan 44.721 kasus baru Covid-19 di Indonesia.
Penambahan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 2.877.476 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Baca juga: Mengapa Gejala Covid-19 Bervariasi? Ini Penjelasan Dokter
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan beberapa varian Covid-19 sebagai Variant of Concern (VOCs), yaitu varian Alpha (UK), varian Beta (Afrika Selatan), varian Gamma (Brazil) dan varian Delta (India).
Sedangkan, yang termasuk dalam klasifikasi kedua yaitu Varian of Interest (VOIs) adalah Varian Epsilon, varian Iota (Amerika Serikat), varian Zeta (Brazil), varian Theta (Philipina), dan varian Kappa (India).
Sejauh ini diyakini, bahwa varian baru Covid-19 telah menambah beban pasien dari segi keparahan gejala, dibandingkan dengan virus aslinya.
Serta, beberapa di antaranya memiliki kemampuan penularan yang lebih progresif dan cepat hingga 20 persen dibandingkan dengan virus aslinya.
Munculnya varian-varian baru akibat mutasi virus SARS-CoV-2 merupakan hal yang wajar.
Varian-varian baru Covid-19 akan terus muncul, terlebih jika penularan dan mobilitas masyarakat masih tidak dapat terkendali.
Oleh karena itu, hal yang terpenting dilakukan masyarakat adalah patuh protokol kesehatan, dan segera melakukan isolasi mandiri atau memeriksakan diri ke rumah sakit jika muncul beberapa gejala yang dicurigai akibat infeksi Covid-19.
Berikut perbedaan gejala-gejala infeksi Covid-19 yang perlu diwaspadai dari beberapa varian, yakni;
Pada awal kemunculan penyakit Covid-19 di Wuhan, China, gejala awal yang diwaspadai sebagai pertanda infeksi Covid-19 adalah demam tinggi di atas 37,5 derajat Celcius.
Namun, seiring waktu, varian awal SARS-CoV-2 ternyata menimbulkan beberapa gejala baru lainnya, berikut di antaranya:
- Demam
- Batuk
- Kehilangan penciuman atau rasa
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Diare
- Mual
Baca juga: Pasien Covid-19 dengan Obesitas Berisiko Alami Gejala yang Lebih Parah
Varian baru Alpha pertama kali ditemukandi Inggris, dan pada awalnya disebut dengan varian B.1.1.7.
Vairan Alpha diketahui lebih menular sekitar 50 persen dibanding strain aslinya.
Sementara itu, gejala umum yang diakibatkan infeksi varian baru Alpha ini cenderung lebih parah daripada varian awal sekali.
Beberapa gejala khusus dari infeksi varian Alpha, yakni :
- Batuk berlendir
- Keluar lendir bervirus dari mulut dan hidung
- Batuk dan sakit tenggorokan
- Hilang rasa dan indra penciuman
- Sesak napas
- Sulit berpikir jernih
- Pusing, malaise, dan mual
- Kelelahan dan nyeri otot
Baca juga: Studi: Varian Alpha dan Beta Tidak Sebabkan Viral Load Virus Corona Tinggi
Varian berikutnya dari Covid-19 yang banyak ditemukan juga di Indonesia adalah varian Beta.
Varian baru Beta ini pertama kali muncul di Afrika Selatan, dan disebut dengan B.1.351 pada awal ditemukannya.
Mengutip Kompas.com, 3 Mei 2021, varian Beta memiliki pola mutasi berbeda, yang menyebabkan lebih banyak perubahan pada struktur protein spike milik virus corona.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Beta diduga memengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19.
Adapun, gejala umum yang diakibatkan oleh infeksi varian Beta ini diketahui tidak jauh berbeda dari varian awal.
Berikut beberapa gejala khusus yang ditemukan pada pasien terinfeksi varian Beta:
- Demam
- Indera penciuman hilang
- Sakit kepala
- Batuk terus-menerus
- Sakit perut
- Sakit tenggorokan
Mmelansir BBC, 13 April 2021, mutasi pada varian Beta, yang disebut E484K, dapat meningkatkan peluang virus menghindari sistem kekebalan seseorang, dan dapat memengaruhi seberapa efektif vaksin virus corona bekerja.
Baca juga: Peneliti Identifikasi 200 Gejala Long Covid, Salah Satunya Penurunan Ukuran Penis
Varian yang satu ini menjadi jenis atau varian yang paling dikhawatirkan saat ini, yaitu varian Delta.
Varian Delta masuk dalam kategori VoC oleh WHO, karena penularannya sangat cepat dan prosesif hingga 20 persen dibandingkan varian awalnya.
Bahkan, gejala umum yang terjadi pada pasien akibat infeksi varian Delta diketahui relatif parah daripada strain awal.
Adapun, gejala khusus yang ditemukan adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Flu parah
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Batuk
- Sakit perut
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
- Hilang selera makan
Keluhan penyakit akibat infeksi varian Delta ini juga semakin buruk, jika terjadi pada pasien Covid-19 yang berusia tua dan memiliki komorbid.
Baca juga: Gejala Varian Delta Mirip Flu Musiman, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.