Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Vaksin mRNA Manfaat Lebih Besar Dibandingkan Risiko Jantung

Kompas.com - 11/07/2021, 17:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber REUTERS

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa manfaat vaksin mRNA Covid-19 lebih besar, dibandingkan risiko efek samping yang menyebabkan kondisi langka peradangan jantung.

Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan bahwa vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) ini dapat mengurangi potensi rawat inap dan kematian akibat Covid-19.

Dilansir dari Reuters, Minggu (11/7/2021), WHO mengungkapkan laporan dari dua kondisi langka, miokarditis atau radang jantung dan perikarditis.

Kondisi tersebut biasanya terjadi dalam beberapa hai setelah vaksinasi, terutama terjadi pada pria yang lebih muda setelah dosis kedua.

Baca juga: Vaksin mRNA Pfizer Berhasil Netralkan Varian Virus Corona Brasil

 

"Kasus miokarditis dan perikarditis yang sangat jarang telah diamati setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA Covid-19," kata WHO.

Dua vaksin Covid-19 berbasis mRNA, dikembangkan oleh Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, serta Moderna yang berbasis di Amerika Serikat.

WHO mengatakan bahwa manfaat vaksin mRNA Covid-19 lebih besar daripada risiko atau efek samping setelah vaksinasi.

Sebab, menurut panel ahli WHO, manfaat vaksin mRNA, baik vaksin Pfizer maupun Moderna, disebut dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19.

Baca juga: Mutasi Virus Corona E484K di Indonesia, Kemampuan Vaksin mRNA Terbatas

Ilustrasi pengembangan vaksin Covid-19 di dunia, ilmuwan menggunakan berbagai metode dan teknologi. Jenis vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini, antara lain vaksin mRNA, vaksin vektor virus atau vaksin berbasis adenovirus, hingga vaksin protein S (subunit vaksin) dan inactivated vaccine.SHUTTERSTOCK/Blue Planet Studio Ilustrasi pengembangan vaksin Covid-19 di dunia, ilmuwan menggunakan berbagai metode dan teknologi. Jenis vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini, antara lain vaksin mRNA, vaksin vektor virus atau vaksin berbasis adenovirus, hingga vaksin protein S (subunit vaksin) dan inactivated vaccine.

Data yang dilaporkan terkait efek samping vaksin mRNA, menunjukkan bahwa miokarditis dan perikarditis yang terjadi pascavaksinasi umumnya bersifat ringan.

Bahkan, menurut WHO, efek samping vaksin tersebut dapat direspons dengan pengobatan seperti istirahat atau obat antiinflamasi nonsteroid.

"Tindak lanjut sedang berlangsung untuk menentukan hasil jangka panjang," kata panel ahli WHO.

 

Baca juga: Pfizer Janjikan Vaksin Covid-19 mRNA Bisa Disimpan pada Suhu Tinggi

 

WHO menambahkan bahwa individu yang divaksinasi harus diinstruksikan untuk mencari pertolongan medis segera, jika mereka mengembangkan gejala yang menunjukkan miokarditis maupun perikarditis.

Gejala tersebut antara lain seperti nyeri dada yang menetap, sesak napas atau palpitasi setelah vaksinasi Covid-19 dengan vaksin mRNA.

Sebelumnya, pada Jumat (9/7/2021), regulator obat Eropa mengatakan telah menemukan kemungkinan hubungan antara peradangan jantung yang langka dan vaksin mRNA dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Namun, regulator ini pun menekankan dan sepakat dengan WHO, bahwa manfaat suntikan vaksin mRNA lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan dari efek samping vaksin.

Baca juga: mRNA Pernah Diabaikan hingga Jadi Teknologi Vaksin Terdepan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com