Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutasi Virus Corona E484K di Indonesia, Kemampuan Vaksin mRNA Terbatas

Kompas.com - 05/04/2021, 16:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Munculnya varian virus corona E484K di sejumlah negara membuat kita makin waspada. Terlebih, varian ini sudah ditemukan di Indonesia.

Diberitakan Kompas.com, Juru Bicara Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mutasi virus Covid-19 E484K sudah terdeteksi masuk ke Indonesia.

"Iya ada satu kasus," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Namun, Nadia belum mendapatkan informasi lebih lanjut apakah mutasi virus Covid-19 E484K dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri atau tidak.

Baca juga: Kemenkes: Mutasi Virus Covid-19 E484K Terdeteksi di Indonesia

Kemampuan vaksin menangani E484K terbatas

Diberitakan News Medical, studi terbaru yang dilakukan peneliti di Swiss, China, dan Inggris menemukan bahwa kemanjuran vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dalam mengidentifikasi mutated receptor-binding domain (RBDs) dari protein spike SARS-CoV-2 yang memiliki varian B.1.351 dan P.1, terbatas.

Untuk diketahui, protein spike yang berbentuk paku di permukaan virus corona adalah pintu masuk virus ke sel manusia.

Varian B.1.351 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dan varian P.1 di Brasil. Kedua varian tersebut memiliki mutasi E484K.

Mutasi ini mampu menurunkan respons antibodi penetral yang dihasilkan oleh vaksin, terapi antibodi monoklonal, plasma pemulihan, dan infeksi alami.

Sementara itu, vaksin mRNA telah terbukti efektif melawan varian lain yang mengkhawatirkan seperti B.1.1.7. Varian B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris pada musim gugur lalu.

Temuan studi mungkin berimplikasi pada umur panjang model vaksin saat ini, yang didasarkan pada galur nenek moyang virus.

"Kemanjuran (vaksin mRNA) dalam mengenali (virus) berkurang hingga 10 kali lipat untuk varian B.1.351 dan P.1. Menunjukkan bahwa perlu pengembangan vaksin baru," tulis peneliti.

"Mutasi E484K adalah rintangan utama untuk pengenalan kekebalan tubuh, plasma penyembuhan, terapi antibodi monoklonal, serta tes serologis berdasarkan urutan tipe liar."

Studi ini tersedia sebagai laporan pracetak di laman bioRxiv dan masih menjalani tinjauan sejawat.

Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Selalu Lebih Ganas dan Mematikan?

Penelitian

Tim mengevaluasi ikatan antibodi reaktif silang yang dihasilkan setelah vaksinasi atau pemulihan infeksi alami terhadap sel darah merah protein spike dengan mutasi yang terkait dengan varian yang menjadi perhatian.

Ini termasuk RBD mutan K417N (RBD417), RBD mutan E484K (RBD484), RBD mutan N501Y (RBD501), dan versi RBD dengan mutasi di ketiga situs (RBDtrip).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com