Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Ventilator dari Wabah Polio hingga Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/07/2021, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Futurity

Ventilator untuk pasien Covid-19

Ventilator adalah salah satu penemuan yang mengubah dunia dan terpenting di masa pandemi saat ini.

Pada tahun 1960-an ada upaya untuk beralih dari ventilator tekanan negatif ke perangkat tekanan positif yang memaksa udara masuk ke paru-paru pasien, baik secara non-invasif dengan hidung atau masker wajah untuk masalah pernapasan yang kurang parah atau dengan memasukkan tabung secara invasif di jalan napas pasien.

Perjalanan panjang teknologi ventilator akhirnya memberikan perangkat yang lebih mudah digunakan.

Dalam sebuah makalahnya, Robert Kacmarek, direktur perawatan pernapasan di Rumah Sakit Umum Massachusetts yang juga profesor anestesiologi di Harvard Medical School, menggambarkan perjalanan luar biasa dari ventilator.

Baca juga: Kematian Meningkat, Dokter Berusaha Tak Pakai Ventilator untuk Covid-19

 

"Hanya dalam 50 tahun yang singkat, kami telah beralih dari perangkat yang relatif kasar dan sepenuhnya mekanis yang hanya dapat menyediakan ventilasi volume yang dipicu mesin menjadi sistem yang dikendalikan mikroprosesor yang sangat berkembang yang mampu melakukan segala bentuk dukungan ventilasi yang dapat dibayangkan," tulisnya.

Ada beberapa ventilator yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Seperti Mesin BiPAP (Bilevel Positive Air Pressure) yang menaikkan tekanan untuk mendorong udara selama inhalasi, lalu menurunkannya untuk memungkinkan ekshalasi.

Alat ini digunakan untuk mengobati apnea tidur obstruktif, gangguan paru obstruktif kronik, pneumonia, serangan asma, pernapasan yang buruk setelah operasi, dan penyakit neurologis yang mengganggu pernapasan.

Pengaturan pada mesin ini memungkinkannya disesuaikan untuk merawat pasien Covid-19.

Selain itu, mesin ventilator tekanan positif invasif yang digunakan untuk pasien yang tidak dapat bernapas sendiri atau menderita penyakit pernapasan parah.

Baca juga: WHO: Restriksi Terkait Covid-19 Picu Wabah Polio dan Campak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com