Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Ventilator dari Wabah Polio hingga Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/07/2021, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Futurity

Udara dikirim melalui tabung yang dimasukkan ke dalam jalan napas pasien. Mesin ini, yang digunakan di unit perawatan intensif dan sebagai ventilator anestesi di ruang operasi, serta diperlukan untuk menangani kasus Covid-19 yang parah.

Elizabeth Palermo, asisten profesor keperawatan klinis dan direktur khusus Program Praktisi Perawat Perawatan Akut Gerontologi Dewasa di School of Nursing mengatakan kemajuan teknologi telah meningkatkan pengenalan dan pemahaman tentang risiko yang terlibat dalam ventilasi mekanis.

"Kami telah belajar bahwa terlalu banyak tekanan yang diberikan oleh ventilator lebih lanjut dapat melukai paru-paru, di luar kerusakan yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri," katanya.

Pasien yang menggunakan ventilator rentan terhadap pneumonia, borok kulit, dan kelemahan, di antara masalah lainnya.

Baca juga: NASA Rancang Ventilator untuk Hadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona

 

Palermo memperingatkan bahwa ventilator tidak menyembuhkan penyakit.

Alat ini memungkinkan tim perawatan kesehatan untuk memberikan perawatan suportif dan memastikan pengiriman oksigen yang memadai selama perawatan.

Kendati demikian, alat ini membutuhkan operator yang berkompeten yang memahami aspek teknis mesin ventilator untuk memastikan ventilator dapat membantu pasien tanpa menyebabkannya cedera.

"Pasien yang sakit kritis dengan gagal pernapasan akibat Covid-19 membutuhkan tim interdisipliner yang berpengetahuan luas yang berkomunikasi satu sama lain untuk mengoordinasikan perawatan pasien itu," imbuhnya.

Baca juga: Kematian Meningkat, Dokter Berusaha Tak Pakai Ventilator untuk Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com