Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Ventilator dari Wabah Polio hingga Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/07/2021, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Futurity

Ventilator mekanis modern

Alat bantu pernapasan ini terus berkembang. Bahkan, bentuk dan ukurannya tidak lagi sama seperti paru-paru besi yang menyelamatkan anak-anak dari wabah polio.

Pada pertengahan tahun 1950-an, ventilator mekanis modern ini lebih kecil, lebih portabel dan dikendalikan secara elektronik oleh microchip untuk menyesuaikan aliran dan tekanan udara secara tepat.

Ventilator ini adalah hasil eksperimen selama tiga abad, dan kini menjadi alat yang sangat dibutuhkan pasien-pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas parah akibat infeksi virus corona.

Robert Hookie, ilmuwan yang menciptakan kata sel, adalah orang pertama yang bereksperimen dengan ventilasi mekanis.

Pada abad ke-17, Hooke mendemonstrasikan ventilasi mekanis dapat membantu melakukan pekerjaan paru-paru yang rusak dengan menggunakan penghembusan untuk meniupkan udara ke paru-paru anjing yang terluka.

Baca juga: Tidur Tengkurap Membuat Pasien Covid-19 Terhindar dari Ventilator, Kok Bisa?

 

Selama tahun 1800-an dan awal 1900-an, ventilator tekanan negatif mendominasi, meniru proses pernapasan normal.

Sistem pernapasan ini bekerja saat kita mengembangkan tulang rusuk dan rongga dada, kemudian tekanan di dalam rongga berkurang, menyebabkan paru-paru mengembang.

Itu menyebabkan udara di dalam paru-paru berkurang, sehingga menciptakan tekanan negatif relatif terhadap atmosfer, yang dapat mengakibatkan udara mengalir ke paru-paru melalui inhalasi.

Perkembangan ventilator sebelum menjadi bentuk yang lebih canggih dan modern di masa kini, mengalami berbagai perubahan. Salah satunya ventilator tangki yang digambarkan dokter Skotlandia, John Dalziel pada tahun 1838.

Ventilator tersebut terdiri dari kotak kedap udara, di mana seorang pasien duduk, dengan hanya kepala yang menonjol. Kemudian alat ini akan memompa udara secara manual ke dalam dan keluar kotak menghasilkan tekanan negatif.

Hal ini menyebabkan tekanan negatif "paru-paru besi" dan akhirnya lebih kecil, lebih banyak perangkat portabel yang digunakan untuk mengobati korban polio.

Baca juga: Sebelum Corona, Ventilator Selamatkan Pasien Polio

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com