Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Darurat 3-20 Juli, Ini Efek Lockdown dalam Menekan Penularan Virus

Kompas.com - 01/07/2021, 18:34 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dicky mengatakan, tidak ada kata terlambat untuk mulai mengubah situasi. Dia pun menilai akhirnya Pemerintah Indonesia sudah mulai mengambil jalan yang benar.

"Tapi... ada tapinya nih. Saat ini, kolapsnya fasilitas kesehatan sudah di depan mata kita. Bahkan beberapa rumah sakit di Jawa sudah tutup dari menerima pasien," ungkap Dicky.

"Terakhir kemarin walikota Bogor bilang dalam diskusi dengan saya, ada 3.500 kasus harian (di Bogor), itu pun di luar yang belum terdeteksi yang pasti jauh lebih besar. Sedangkan kapasitas rumah sakit cuma 950."

Fenomena lonjakan kasus ini menunjukkan, respons ideal yang tepat saat ini adalah lockdown.

Dengan melakukan lockdown, kita dapat mengurangi beban di fasilitas kesehatan.

Dia menerangkan kembali, kenapa lockdown sangat penting dan sangat dibutuhkan Indonesia saat ini.

"Urgency lockdown ini sangat penting sebagai strategi tambahan atau penguat untuk mencegah lebih kolapnya layanan kesehatan, mencegah lebih banyak kematian, dan juga lebih cepatnya penularan. Apalagi delta variant data terbarunya mengerikan, 100 persen penularan di rumahnya," tandasnya.

Dicky menggambarkan, seandainya pandemi adalah perlombaan lari, Indonesia ketinggalan dari virus corona lebih dari sebulan.

Baca juga: Epidemiolog Tegaskan Indonesia Butuh PSBB Ketat, Bukan PPKM Mikro

Ketinggalan di sini maksudnya virus sudah bermutasi lebih cepat menular, beberapa lebih tahan terhadap vaksin tetapi langkah-langkah pencegahan penularan virusnya masih sangat kurang.

Dengan lockdown atau PPSB wilayah adalah langkah untuk menyempitkan jarak atau jeda waktu dengan penyebaran virus corona.

Saat suatu wilayah melakukan lockdown selama satu bulan dapat mengurangi angka kasus sampai 81 persen dan mencegah kematian sampai 63 persen.

Hal ini harus dilakukan dengan ketat, sembari meningkatkan testing, tracing, dan vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com