Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] IDAI Setujui Vaksin Sinovac untuk Anak | Bumi Serap Panas 2 Kali Lebih Banyak dari 2005

Kompas.com - 30/06/2021, 07:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyetujui percepatan dan perluasan pemberian vaksin Covid-19 Sinovac untuk anak.

Ini adalah salah satu berita populer Sains Kompas.com edisi Selasa, 29 Juni 2021.

Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Bumi menyerap panas dua kali lebih banyak dibanding 16 tahun lalu, atau pada 2005.

Berita populer Sains lainnya adalah 6 makanan penyebab darah tinggi yang harus dihindari dan aneka vitamin yang bisa dikonsumsi saat pasien Covid-19 lakukan isolasi mandiri di rumah.

Baca juga: [POPULER SAINS] Hal yang Harus Dilakukan Setelah Kontak Erat dengan Pasien Covid-19 | Indonesia Masuki Masa Kritis Pandemi

Berikut rangkuman berita terkini populer Sains:

1. IDAI setujui vaksin Sinovac untuk anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meyetujui percepatan dan perluasan pemberian vaksin Covid-19 pada anak-anak, mengingat transmisi dan kematian akibat Covid-19 semakin meningkat tajam.

Apalagi, peningkatkan kasus infeksi dan kematian pada anak-anak di Indonesia menjadi yang tertinggi di dunia, dan masih memiliki risiko semakin meningkat lagi, karena potensi penularan antara orang dewasa dan anak sangat mungkin terjadi.

Berdasarkan data covid19.go.id, kasus positiv Covid-19 pada anak Indonesia umur 0-18 tahun mencapai 12,6 persen.

Ini artinya, 1 dari 8 orang yang tertular Covid-19 adalah anak.

Kasus positif Covid-19 anak umur 1-5 tahun tercatat sebanyak 2,9 persen. Sedangkan, anak usia sekolah remaja umur 6-18 tahun adalah sebesar 97 persen.

Angka kematian pada anak umur 1-5 tahun adalah 0,6 persen. Demikian pula angka kematian akibat infeksi Covid-19 pada anak usia 6-18 tahun juga sebanyak 0,6 persen.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K), FAAP, FRCPI(Hon) mengatakan, untuk memutuskan penularan timbal balik antara orang dewasa dan anak, vaksinasi dibutuhkan selain dengan protokol kesehatan yang ketat.

Selengkapnya baca di sini:

IDAI Setujui Vaksin CoronaVac untuk Anak, Begini Hasil Keamanan Uji Klinis Fase 1 dan 2

2. Bumi menyerap panas dua kali lebih banyak dibanding 2005

Menurut studi terbaru, saat ini Bumi menyerap panas dua kali lebih banyak dibanding 16 tahun lalu atau 2005.

Para ahli khawatir, tren ini dapat meningkatkan kemungkinan percepatan perubahan iklim. Untuk penelitian tersebut, peneliti melihat data dari instrumen Clouds and the Earth's Radiant Energy System (CERES), bagian dari Earth Orbiting System milik NASA.

CERES ini didesain untuk mengukur intensitas cahaya matahari yang dipantulkan dari dan emisi radiasi yang dipancarkan oleh permukaan atmosfer dan permukaan bumi.

Dari sinilah peneliti mengukur berapa banyak energi yang diserap Bumi dalam bentuk sinar matahari dan berapa banyak energi yang dikembalikan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi sinar merah.

Dilansir dari Live Science, Senin (28/6/2021), selisih antara energi yang diserap masuk dan energi yang keluar tidak seimbang.

Selengkapnya baca di sini:

Bumi Menyerap Panas 2 Kali Lebih Banyak Dibanding 2005, Ini Penyebabnya

3. Makanan penyebab darah tinggi

Pola makan dapat berdampak besar pada tekanan darah. Makanan asin, manis, dan berlemak dapat meningkatkan tekanan darah.

Bagi orang yang menderita penyakit tekanan darah tinggi, American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk banyak mengosumsi sayur, buah, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.

Di samping itu, mereka juga menyarankan untuk menghindari jenis makanan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti daging merah, garam, makanan manis, dan minuman manis.

Beberapa makanan yang bisa menyebabkan darah tinggi antara lain garam, acar, sup kalengan, dan saus tomat.

Selengkapnya baca di sini:

6 Makanan Penyebab Darah Tinggi yang Harus Dihindari

4. Vitamin untuk pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri

Pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri tetap harus mengonsumsi obat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Lantas, apa saja vitamin yang perlu dikonsumsi oleh pasien Covid-19 selama isolasi mandiri?

Bagi orang positif Covid-19 yang harus menjalani isolasi mandiri, selain mengonsumsi obat dari dokter, juga perlu mencukupi asupan vitamin.

Tujuannya agar daya tahan tubuh selama terinfeksi virus corona dapat segera pulih kembali.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Kiki Maharani, SpPD, mengatakan bahwa vitamin yang perlu dikonsumsi haruslah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

"Kalau hanya sebagai antisipasi, maka vitamin C dan vitamin D saja sudah cukup. Tetapi, kalau (pasien Covid-19) sudah mengalami isolasi mandiri, maka vitamin yang dibutuhkan akan lebih banyak," jelas dr Kiki kepada Kompas.com, Sabtu (26/6/2021).

Pada dasarnya, jenis vitamin yang dibutuhkan tubuh, baik pada orang biasa maupun mereka yang terinfeksi Covid-19, adalah sama.

"Vitamin untuk isolasi mandiri, sebenarnya yang antioksidan. Seperti vitamin C, vitamin D, atau vitamin E, namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan tubuh kita," kata dr Kiki.

Kendati jenis vitaminnya sama, tetapi pada pasien Covid-19 atau mereka yang positif Covid-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri, dosis vitamin yang dikonsumsi jauh berbeda.

Selengkapnya baca di sini:

Apa Saja Vitamin untuk Pasien Covid-19 yang Menjalani Isolasi Mandiri?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com