Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumi Menyerap Panas 2 Kali Lebih Banyak Dibanding 2005, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 29/06/2021, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Menurut studi terbaru, saat ini Bumi menyerap panas dua kali lebih banyak dibanding 16 tahun lalu atau 2005.

Para ahli khawatir, tren ini dapat meningkatkan kemungkinan percepatan perubahan iklim.

Untuk penelitian tersebut, peneliti melihat data dari instrumen Clouds and the Earth's Radiant Energy System (CERES), bagian dari Earth Orbiting System milik NASA.

CERES ini didesain untuk mengukur intensitas cahaya matahari yang dipantulkan dari dan emisi radiasi yang dipancarkan oleh permukaan atmosfer dan permukaan bumi.

Baca juga: 2021 Bumi Berputar Lebih Cepat, Apa Dampaknya untuk Manusia?

Dari sinilah peneliti mengukur berapa banyak energi yang diserap Bumi dalam bentuk sinar matahari dan berapa banyak energi yang dikembalikan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi sinar merah.

Dilansir dari Live Science, Senin (28/6/2021), selisih antara energi yang diserap masuk dan energi yang keluar tidak seimbang.

Penelitian menemukan bahwa pada periode 2005 hingga 20019, ketidakseimbangan energi besarnya dua kali lipat lebih besar.

Para ilmuwan menggunakan data tambahan dari Argo, jaringan sensor robotik internasional yang tersebar di seluruh lautan di dunia, yang mengukur tingkat pemanasan lautan.

Para peneliti mengatakan, dengan membandingkan data CERES dengan Argo dapat membantu memperkuat bukti. Ini karena lautan global diketahui menyerap hingga 90 persen kelebihan energi (panas) yang terperangkap bumi.

"Dua cara yang sangat independen untuk melihat perubahan ketidakseimbangan energi Bumi benar-benar cocok, dan keduanya menunjukkan tren yang sangat besar ini," kata Norman Loeb, penulis utama studi baru dan penyelidik utama untuk CERES di NASA Pusat Penelitian Langley di Hampton, Virginia.

"Tren yang kami temukan cukup mengkhawatirkan," tambahnya.

Loeb dan timnya menyimpulkan bahwa peningkatan energi panas yang diserap bumi adalah hasil dari proses yang terjadi secara alami dan buatan manusia.

Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana di atmosfer bumi menyebabkan lebih banyak panas yang terperangkap oleh planet kita.

Sementara itu, ukuran lapisan es yang menyusut, yang disebabkan oleh pemanasan planet, menyebabkan lebih sedikit energi yang masuk dan dipantulkan dari permukaan planet.

Tetapi para peneliti menemukan bahwa pola berulang alami yang disebut Pacific Decadal Oscillation (PDO) juga berkontribusi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com