Sebab, dalam studi kali ini pengamatan tokek hanya dilakukan di kandang buatan.
"Sangat mungkin tokek mengalami penuruan kinerja dan keberhasilan ketika ekor mereka putus di alam liar menginta kompleksitas habitat dan lebih banyak ruang bagi mangsa untuk melarikan diri," jelas Tim Higham, profesor di Departemen Evolusi, Ekologi, dan Biologi Organisme University of California Riverside.
Peneliti juga akan mempelajari apakah tokek dapat memperoleh kembali kelincahan sepenuhnya setelah ekor mereka beregenerasi, yang dapat memakan waktu hingga satu bulan.
"Penting untuk memahami bagaimana mereka hidup di alam, di mana elemen tambahan dapat memengaruhi apakah mereka lebih sulit menangkap mangsa," kata Vollin.
Baca juga: Spesies Baru Tokek Ditemukan di Pulau Bali
Selain itu memahami bagaimana tokek bertahan hidup juga membawa arti penting bagi hewan lain.
Kendati tokek hanya memakan berbagai serangga kecil, tokek juga berfungsi sebagai sumber makanan utama bagi burung, ular, dan mamalia pemangsa lainnya.
"Ada istilah yang saya dengar kalau tokek disebut sebagai popcorn alami karena hewan lain dapat memakannya sekaligus banyak karena berlimpah dan mudah didapat. Tokek adalah bagian besar dari dasar rantai makanan," tambah Vollin.
Studi fungsi ekor tokek yang putus ini telah dipublikasikan di Integrative and Comparative Biology.
Baca juga: Kenapa Tokek Bisa Regenerasi Bagian Tubuh tetapi Manusia Tidak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.