Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matinya Satelit Bisa Memengaruhi Cahaya yang Diserap Bumi, Kok Bisa?

Kompas.com - 08/06/2021, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber space.com

KOMPAS.com - Bahan kimia yang dilepaskan saat satelit terbakar di atmosfer dapat merusak lapisan ozon pelindung Bumi. Hal ini akan memengaruhi cahaya yang diserap Bumi.

Para ilmuwan mengungkap hal ini di saat sejumlah pihak berencana membangun megakonstelasi dari puluhan ribu satelit, seperti Starlink milik SpaceX.

Para peneliti juga mengingatkan bahwa dampak dari bahan kimia satelit terhadap atmosfer dapat menyebabkan eksperimen geoengineering yang tidak terkendali, yang konsekuensinya tidak diketahui.

Selama bertahun-tahun, komunitas antariksa puas dengan fakta bahwa jumlah material yang terbakar di atmosfer sebagai akibat dari pertemuan Bumi dengan meteoroid jauh melebihi massa satelit mati yang mengalami nasib yang sama. Bahkan munculnya megakonstelasi satelit diyakini tidak akan mengubah itu.

Baca juga: 2021 Bumi Berputar Lebih Cepat, Apa Dampaknya untuk Manusia?

Namun menurut penelitian terbaru yang dilakukan Aaron Boley, seorang profesor astronomi dan astrofisika di University of British Columbia, Kanada, komposisi kimia dari asteroid alami berbeda dengan satelit buatan.

"Ada sekitar 54-60 ton material meteoroid yang masuk (atmosfer Bumi) setiap hari," kata Boley, salah satu penulis makalah yang diterbitkan 20 Mei di jurnal Scientific Reports, mengatakan kepada Space.com.

"Sementara (konstelasi satelit) Starlink generasi pertama (yang mati) membuat sekitar 2,2 ton materialnya memasuki atmosfer bumi setiap hari," imbuh dia.

Komposisi meteoroid sebagian besar terdiri dari batu, yang terbuat dari oksigen, magnesium, dan silikon.

Sedangkan satelit sebagian besar terbuat dari aluminium.

"Di mana kandungan aluminium dalam meteoroid sangat kecil, sekitar 1 persen."

Masalah geoengineering yang tak terkendali

Dilansir Space.com, Senin (7/6/2021), para ilmuwan menyadari bahwa megakonstelasi satelit berpotensi mengubah kimia atmosfer bagian atas dibandingkan dengan keadaan alaminya.

Selain itu, pembakaran aluminium menghasilkan aluminium oksida - juga dikenal sebagai alumina - yang dapat memicu efek samping lebih lanjut yang belum diselidiki.

Lubang ozon di atmosfer dari luar angkasa. Elemen gambar ini dilengkapi oleh NASA Shutterstock/Artsiom P Lubang ozon di atmosfer dari luar angkasa. Elemen gambar ini dilengkapi oleh NASA

"Alumina memantulkan cahaya pada panjang gelombang tertentu dan jika Anda membuang cukup alumina ke atmosfer, Anda akan menciptakan hamburan dan akhirnya mengubah albedo planet ini," kata Boley.

Albedo adalah ukuran jumlah cahaya yang dipantulkan oleh suatu material.

Faktanya, meningkatkan albedo Bumi dengan memompa jenis bahan kimia tertentu ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi telah diusulkan sebagai solusi geoengineering yang mungkin dapat memperlambat pemanasan global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com