KOMPAS.com - Jika Anda melihat gambar citra satelit Israel dan Palestina yang banyak digunakan, mungkin Anda akan menyadari bahwa gambarnya kabur.
Pepohonan dan mobil di kota Gaza mirip seperti percikan air dan bahkan bangunan sulit dilihat dengan jelas.
Kelangkaan citra satelit beresolusi tinggi menjadi masalah bagi para analis dan jurnalis yang ingin memahami kerusakan dan mngkin kehancuran yang terjadi di wilayah tersebut saat ini.
Baca juga: Fondasi Masjid dari Periode Awal Islam Ditemukan di Israel
“Saya tahu ada masalah yang terjadi di Gaza sekarang, tetapi tidak masuk akal bahwa Google (dan Bing, dan bahkan Yandex) menolak memberikan citra satelit beresolusi tinggi untuk beberapa tempat terpadat di bumi, dan sering terkena serangan udara Israel,” tulis Aric Toler dari situs jurnalisme investigasi Bellingcat dalam twitnya.
I know this is the least of the issues going on in Gaza now, but it's absurd that Google (and Bing, and even Yandex) refuse to provide non-potato satellite imagery for some of the most densely populated places on earth, and are regularly hit by Israeli airstrikes. pic.twitter.com/c6DtcYXYvr
— Aric Toler (@AricToler) May 11, 2021
Dilansir dari IFL Science, Senin (17/5/2021), kelangkaan citra satelit resolusi tinggi di Israel dan Palestina bukanlah masalah kurangnya teknologi, tetapi akibat dari undang-undang di AS.
Dikenal sebagai Kyl-Bingaman Amendment (KBA), yang diberlakukan oleh Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Pertahanan Militer AS untuk tahun 1997, undang-undang tersebut melarang rilis citra satelit rinci Israel oleh badan-badan AS.
Lebih tepatnya, KBA mengatakan bahwa pemerintah AS hanya diizinkan mengeluarkan izin untuk pengumpulan atau penyebaran citra satelit Israel, dengan syarat tidak lebih rinci atau detail dari citra satelit Israel yang tersedia dari sumber komersial.
Dengan kata lain, perusahaan AS tidak diizinkan untuk mengumpulkan dan mendistribusikan gambar Israel dan Palestina kecuali jika kualitasnya relatif.
Sebagai catatan, undang-undang tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan Palestina, tetapi aturan tersebut juga diterapkan ke wilayah Palestina seperti Gaza dan Tepi Barat.
Israel dan Palestina adalah satu-satunya tempat di dunia di mana hukum semacam itu diterapkan.
Tidak pernah diungkapkan bagaimana peraturan ini muncul, tetapi banyak yang berpendapat itu untuk mendukung "masalah keamanan" bagi Israel.
Yang lain berpendapat bahwa KBA adalah contoh penyensoran yang digunakan untuk menyembunyikan tindakan Israel terhadap Palestina, seperti pembongkaran rumah.
Karena undang-undang tersebut hanya berlaku di AS, perusahaan di negara lain telah mengambil gambar satelit di wilayah tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, karena pasar komersial untuk citra satelit didominasi oleh AS, sebagian besar citra yang tersedia dan beredar untuk umum yang berkualitas rendah.
KBA menjadi momok bagi komunitas ilmiah, mulai dari ilmuwan iklim hingga arkeolog, yang menginginkan pertukaran informasi terbuka untuk pekerjaan mereka.
Menghadapi penolakan ini, larangan KBA dicabut pada Juli 2020, tetapi banyak dari citra satelit yang tersedia secara luas di wilayah tersebut masih memiliki kualitas yang relatif rendah.
Baca juga: Potret Terbaru Jupiter, Citra Terjelas yang Pernah Diambil Manusia