Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Sebut Pandemi Covid-19 Kemungkinan Membunuh Dua Jenis Virus Flu Musiman

Kompas.com - 06/06/2021, 20:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan bahwa dua jenis virus flu musiman yang umum, tampaknya telah menghilang dari peredaran.

Hal ini kemungkinan karena tindakan kesehatan yang dilakukan masyarakat, seperti penggunaan masker yang setahun terakhir dimaksudkan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Meskipun masih perlu waktu untuk mengonfirmasi hilangnya dua jenis virus flu musiman tersebut, kabar baik yang tak terduga ini bisa membuat pengembangan vaksin flu musim depan menjadi lebih mudah.

Baca juga: Cara Membedakan Pilek dan Flu Berdasarkan Gejalanya

Setiap tahun, berbagai jenis virus flu menyebar ke seluruh dunia, yang mana biasanya mengikuti pola musiman cuaca yang lebih dingin dan atau lebih kering.

Melansir Gizmodo, pada dasarnya, virus flu dibagi menjadi dua kategori besar, virus A dan B, yang selanjutnya dibagi menjadi kelompok yang berbeda.

Keduanya dapat bermutasi relatif cepat dalam waktu singkat, tetapi virus influenza A adalah jenis yang lebih berbahaya, karena mereka awalnya menyeberang dari hewan seperti burung dan dapat bermutasi untuk menjadi sumber pandemi berikutnya.

Para ilmuwan secara global selalu memantau evolusi virus flu dengan menguji sampel kasus flu, yang dikonfirmasi dari orang-orang yang mengunjungi rumah sakit dan klinik dokter. Sebagai catatan, flu selalu ada, tetapi biasanya tidak menyebabkan wabah besar hingga musim tertentu.

Hal ini memungkinkan mereka untuk memprediksi kemungkinan kumpulan galur umum yang akan beredar di tahun mendatang dan kemudian memproduksi vaksin yang ditujukan untuk memberikan kekebalan terhadap galur tersebut.

Proses prediksi ini terjadi dua kali setahun, terhitung di belahan bumi utara dan selatan.

Tetapi sejak Maret 2020, peneliti belum mendeteksi jejak dua jenis virus flu umum, yaitu virus influenza B yang termasuk dalam garis keturunan Yamagata dan klad virus influenza A H3N2, yang dikenal sebagai 3c3. Jadi mungkin saja - meskipun belum pasti - mereka mungkin telah punah.

Florian Krammer, ahli virus dan ahli flu di Mount Sinai School of Medicine di New York, mengatakan, hanya karena tidak ada yang melihatnya bukan berarti itu telah menghilang sepenuhnya. Tapi itu juga bisa saja terjadi.

Baca juga: Orang yang Sudah Vaksinasi Flu Lebih Jarang Terinfeksi Covid-19, Mengapa?

Ilustrasi flu, sakit flu Shutterstock Ilustrasi flu, sakit flu

Apa yang membuat teori ini lebih menarik adalah, bahwa flu secara keseluruhan seakan mengambil jeda besar selama pandemi. Negara-negara di seluruh dunia telah melaporkan kasus flu yang jauh lebih sedikit sejak awal 2020.

Di A.S. musim dingin ini, flu pada dasarnya menghilang, hanya menyebabkan satu kematian anak yang dilaporkan. Padahal sebelumnya, flu bisa membunuh 100 hingga 200 anak.

Ada banyak alasan untuk hal ini, tetapi intervensi seperti penggunaan masker, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, dan penutupan lingkungan berisiko tinggi untuk penyebaran flu, seperti sekolah, tampaknya sangat berperan.

Tentu saja, salah satu virus flu mungkin bertahan di beberapa segmen populasi manusia, hanya saja tidak sampai terdeteksi. Dan bahkan ini bukan berarti, virus flu tak ada sama sekali.

Baca juga: 5 Mitos Salah soal Vitamin, Benarkah Vitamin C Mencegah Flu?

Influenza masih beredar di banyak tempat penampungan hewan, dan karena kehidupan di negara-negara yang divaksinasi tinggi lainnya secara bertahap kembali normal, peluang penularan flu antar manusia tentu juga akan kembali.

Tetapi situasi saat ini dapat membuat prediksi strain mana yang akan mendorong musim flu berikutnya menjadi tugas yang lebih sederhana, karena akan ada lebih sedikit keragaman flu di luar sana yang perlu dikhawatirkan.

Bahkan mungkin, vaksin flu masa depan hanya perlu membawa perlindungan terhadap tiga jenis utama virus, jika garis keturunan B/Yamagata tetap hilang, alih-alih strategi empat jenis yang sekarang digunakan.

Peneliti menyebut, musim flu yang hampir tidak ada selama pandemi Covid-19 ini dan musim flu di masa depan yang lebih mudah ditangani bisa menjadi hikmah dari pandemi.

Baca juga: Ilmuwan Peringatkan Bahaya Flu Burung yang Sangat Patogen dan Sudah Menyebar di 46 Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com