Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria dengan Testosteron Rendah Berpeluang Idap Covid-19 Parah

Kompas.com - 27/05/2021, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sebanyak 37 dari pasien yang dirawat meninggal selama penelitian, 25 adalah laki-laki.

Kadar testosteron yang lebih rendah pada pria juga dikaitkan dengan tingkat peradangan yang lebih tinggi dalam tubuh.

"Orang-orang dengan Covid-19 yang awalnya tidak sakit parah, tetapi memiliki kadar testosteron rendah. Kemungkinan besar membutuhkan perawatan intensif atau intubasi selama dua atau tiga hari ke depan," penulis utama Dr. Sandeep Dhindsa, ahli endokrinologi di Saint Louis University.

"Tingkat testosteron yang lebih rendah tampaknya memprediksi pasien mana yang kemungkinan besar akan menjadi sangat sakit selama beberapa hari mendatang."

Tim tersebut juga menemukan bahwa, pada pria dengan kadar testosteron yang lebih rendah, beberapa gen diaktifkan yang memudahkan tubuh untuk menggunakan hormon tersebut.

Tetapi para peneliti belum tahu apa implikasi dari adaptasi itu bagi tubuh dan tingkat keparahan penyakit.

Baca juga: Kenali Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Pengobatan Long Covid di Rumah

Ada hal yang masih menjadi tanda tanya bagi para ahli. Apakah Covid-19 yang parah menyebabkan kadar testosteron turun atau kadar testosteron rendah yang menyebabkan Covid-19 parah.

Dokter belum mengukur kadar testosteron pada pasien ini sebelum mereka sakit.

"Kemungkinan kadar testosteron mereka sudah turun pada saat mereka tiba di rumah sakit karena Covid-19," kata ahli dalam laporannya.

Tetapi ada juga kemungkinan bahwa pria yang mengembangkan Covid-19 parah memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dari rata-rata sebelum mereka sakit, yang mungkin mengakibatkan penurunan massa dan kekuatan otot, dan dengan demikian kapasitas paru-paru yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi memerlukan ventilator.

Data menunjukkan bahwa "kehati-hatian harus dilakukan" dengan perawatan terapi hormon yang mengurangi kadar testosteron atau meningkatkan kadar estrogen untuk pria dengan Covid-19.

Mereka sekarang berharap untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara hormon seks ini dan masalah kardiovaskular pada orang yang mengembangkan gejala Covid-19, yang juga dikenal sebagai "Long Covid," menurut pernyataan itu.

Penemuan ini dipublikasikan pada 25 Mei 2021 di jurnal JAMA Network Open.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com