Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Terahertz: Memburu Kemanfaatan Slot Frekuensi yang Tersisa

Kompas.com - 23/05/2021, 16:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Hana Arisesa

Mungkinkah kita men-download DVD puluhan konten film kesukaan kita dalam kejapan mata? Saat ini memang belum, tapi suatu saat nanti bukan tak mungkin bisa dilakukan.

Memasuki dasawarsa ke-3 abad ke-21 sekarang ini, peradaban manusia dihadapkan dengan beragam tantangan sekaligus terbukanya berbagai macam terobosan-terobosan teknologi.

Salah satu hal yang menjadi perhatian para ilmuwan adalah berkenan dengan masalah teknologi komunikasi.

Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan manusia untuk mendapatkan komunikasi yang berkecepatan tinggi sudah menjadi keniscayaan.

Belum lagi teknologi 5G kita nikmati secara merata, para ilmuwan sudah memikirkan kandidat teknologi masa depan melalui apa yang disebut dengan teknologi komunikasi terahertz (THz).

Walaupun penelitian THz untuk komunikasi sangat gencar pada masa sekarang ini, bukan berarti teknologi THz hanya dapat dimanfaatkan untuk kandidat teknologi komunikasi masa depan, bahkan banyak teknologi-teknologi terobosan yang memanfaatkan radiasi THz ini.

Terahertz, sebagaimana namanya, merujuk pada suatu spektrum frekuensi mulai dari 300 GHz hingga 1,000 GHz, walaupun ada pendapat yang mengatakan mulai dari 100 GHz.

Hal ini menempatkan spektrum THz terhimpit antara spektrum gelombang mikro di bawahnya dan spektrum inframerah di atasnya.

Sebagai bandingan, jika frekuensi yang digunakan untuk menggelar teknologi 5G saat ini adalah 3,5 GHz, maka THz adalah 100 kali lebih tinggi frekuensinya. Hal tersebut mengantarkan THz mempunyai panjang gelombang 0.1 mm hingga 0.3 mm.

Sejarah pemanfaatan teknologi radiasi THz, tidak berbeda jauh dari teknologi sebelumnya (baca: gelombang mikro) yang saat ini telah secara luas diaplikasikan. Sizov 2019, membuat suatu paper mengenai sejarah THz dan inframerah secara cukup lengkap, sedangkan sejarah tentang THz secara khusus dapat dilihat pada artikel Sethy (Sethy et all 2015).

Dibandingkan dengan kedua tetangganya, teknologi gelombang mikro dan inframerah, THz termasuk lebih terlambat dalam pengaplikasiannya. Walaupun sejak awal abad 1900-an THz sudah dipelajari, akan tetapi riset THz masih berjalan lambat.

Tidak seperti frekuensi gelombang mikro yang dapat dengan mudah dibuat dan dideteksi, untuk membangkitkan frekuensi THz, pun untuk mendeteksinya masih belum effisien dan sulit pada masa itu.

Seiring berjalannya waktu, terutama setelah mulai kurun waktu tahun 1960-an, kemajuan-kemajuan teknologi untuk mendukung riset THz, -terutama dari sisi pembangkitan sinyal dan pendeteksiannya-, mendorong aplikasi THz semakin diminati dan diteliti secara luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com