Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia 78.000 Tahun, Makam Tertua di Afrika Milik Anak Kecil

Kompas.com - 07/05/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Kuburan seorang anak dari 78.000 tahun lampau, telah terungkap dalam penemuan situs pemakaman tertua di Afrika.

Kuburan seorang anak berusia tiga tahun itu ditemukan di dalam sebuah gua di Kenya. Diperkirakan makam tersebut dibuat pada Zaman Batu Pertengahan.

Dalam makalah di jurnal Nature, para peneliti yang mempelajari sisa-sisa jenazah purba yang rapuh itu menjabarkan bahwa kepala sang anak tampak telah dibaringkan di atas bantal.

Para ilmuwan menamai anak itu Mtoto, yang berarti "anak" dalam bahasa Swahili.

Baca juga: Berusia 4.000 Tahun, Ini Peta 3D Tertua yang Ditemukan di Perancis

Tim peneliti, beranggotakan arkeolog dari berbagai negara, dengan hati-hati membungkus seluruh kuburan dengan plester untuk menjaga susunan pecahan tulang yang masih tersisa.

Ini memungkinkan mereka untuk mengangkut jenazah si anak dengan aman ke laboratorium untuk dipelajari lebih lanjut.

"Rasanya seperti menggali bayangan," kata Profesor María Martinon-Torres, direktur Pusat Riset Nasional tentang Evolusi Manusia di Spanyol.

"(Ketika kami mengangkut plesternya), kami tidak tahu kami sedang menggendong seorang anak dalam pelukan kami," katanya kepada program Inside Science BBC.

Rangka bocah tiga tahun di makam tertua Afrika. Para ilmuwan melapisi seluruh kuburan dengan plester untuk mempertahankan susunan tulang.Jorge González/Elena Santos via BBC Indonesia Rangka bocah tiga tahun di makam tertua Afrika. Para ilmuwan melapisi seluruh kuburan dengan plester untuk mempertahankan susunan tulang.

Para peneliti mempelajari struktur giginya dan memastikan bahwa ini adalah tubuh mungil anak manusia - berusia antara dua hingga tiga tahun. Hasil pemindaian menunjukkan bahwa tubuhnya dibaringkan dalam posisi seperti janin sedang meringkuk di rahim.

Dan tulang-tulang itu telah bergerak sedemikian rupa sehingga menandakan bahwa ia telah dibungkus dengan erat saat dikubur, dengan kepalanya pada awalnya bertumpu pada sesuatu seperti bantalan daun, yang kemudian membusuk.

"Kami pikir anak itu diselimuti dengan sesuatu yang terbuat dari daun atau kulit binatang - seakan-akan dia ditidurkan untuk terakhir kali," jelas Prof Martinon-Torres.

"Ada kelembutan dan niat yang sungguh-sungguh mengungkapkan perasaan dari kelompok (yang menguburkan) terhadap anak ini."

Pemeriksaan lebih lanjut tentang ukuran dan bentuk fragmen tulang membuat para peneliti menyimpulkan bahwa Mtoto kemungkinan besar adalah anak laki-laki.

"Dia dimakamkan di dalam gua - tempat komunitasnya tinggal," kata Prof Martinon-Torres.

"Semua perilaku ini punya arti - bisa jadi duka, bisa jadi keberatan melepasnya."

Baca juga: Berusia 2 Juta Tahun, Inilah Rumah Hunian Tertua di Dunia

Mtoto dikubur di dalam gua, tempat komunitasnya mungkin tinggal 78.000 tahun yang lalu.Mohammad Javad Shoaee via BBC Indonesia Mtoto dikubur di dalam gua, tempat komunitasnya mungkin tinggal 78.000 tahun yang lalu.

Afrika dianggap sebagai tempat kelahiran manusia modern, tetapi di tengah semua bukti tentang penggunaan alat dan kehidupan komunitas di zaman awal, para ilmuwan mengatakan bahwa penguburan adalah bagian penting yang hilang dari kisah evolusi manusia di sana.

"Kuburan tertua berikutnya di Afrika berusia sekitar 74.000 tahun," jelas Dr Louise Humphrey dari Museum Sejarah Alam di London. "Menariknya, itu juga anak kecil, tapi digali dengan buruk sekitar 50 tahun yang lalu, jadi kami tidak tahu banyak tentang itu."

"Di sini jelas ada rasa kehilangan pribadi," tambahnya. "Ini bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang di masa itu memiliki representasi yang lebih simbolis tentang dunia di sekitar mereka."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com