Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Potasium Sianida, Zat yang Ada di Kasus Sate Beracun?

Kompas.com - 03/05/2021, 13:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dalam jumlah besar, potasium sianida bakal membuat orang yang mengonsumsinya turun denyut nadinya hingga hilang kesadaran.

“Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yang akhirnya akan meninggal. Dosis letalnya 1,5 miligram per kilogram berat badan,” katanya.

Zat yang tidak berwarna dan terasa pahit ini dapat memengaruhi tubuh jika seseorang menelan, menghirup, melakukan kontak kulit dengan potasium sianida atau kontak mata.

Efek potasium sianida setelah terpapar tubuh muncul dengan cepat, dalam hitungan detik hingga menit.

Jika tubuh terpapar potasium sianida dalam jumlah banyak, kematian bisa terjadi dalam beberapa menit.

Gejala awal keracunan sianida meliputi pusing, pusing, napas cepat, mual, muntah (muntah), perasaan tersedak dan mati lemas, kebingungan, gelisah, dan kecemasan.

Akumulasi cairan di paru-paru (edema paru) dapat mempersulit keracunan parah. Napas cepat segera diikuti oleh depresi pernafasan / henti nafas (penghentian nafas).

Keracunan sianida yang parah berkembang menjadi pingsan, koma, kejang otot (di mana kepala, leher, dan tulang belakang melengkung ke belakang), kejang (kejang), pupil tetap dan melebar, dan kematian.

Baca juga: Apa Itu Internal Solitary Wave, Faktor Alam Terkait KRI Nanggala-402?

Pertolongan pertama

CDC mencatat, pengamatan yang cermat, oksigen tambahan, dan perawatan suportif mungkin merupakan terapi yang cukup untuk pasien atau korban yang tidak menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida.

Untuk pasien atau korban yang menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida, pengobatan awal terdiri dari pemberian penawar di bawah arahan dokter, bantuan pernapasan dan peredaran darah (oksigen dan cairan IV), koreksi ketidakseimbangan kimiawi dalam darah, dan kontrol kejang.

"Kecepatan sangat penting. Hindari resusitasi mulut ke mulut apa pun rute pemaparannya. Hindari kontak dengan muntahan, yang dapat mengeluarkan gas hidrogen sianida," tulis CDC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com