KOMPAS.com - Arsenik adalah salah satu elemen paling beracun di dunia. Sepanjang sejarah, arsenik telah menyusup ke dalam rantai makanan dan masuk ke dalam makanan kita.
Namun, masalah ini sekarang menjadi lebih buruk. Karena polusi, kadar arsenik dalam makanan pun ikut meningkat yang dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Penelitian beberapa tahun terakhir telah mendeteksi kadar arsenik yang tinggi dalam beras.
Ini menjadi perhatian utama karena beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk dunia.
Lantas, haruskah kita khawatir?
Baca juga: Beras Merah vs Beras Putih: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Dilansir Healthline, arsenik adalah elemen beracun yang dilambangkan dengan simbol As.
Biasanya arsenik terikat dengan unsur lain dalam senyawa kimia. Senyawa ini dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:
Kedua bentuk tersebut secara alami ada di lingkungan, tetapi kadarnya meningkat karena polusi.
Karena sejumlah alasan, beras dapat mengakumulasi sejumlah besar arsen anorganik (bentuk yang lebih beracun) dari lingkungan.
Arsenik ditemukan di hampir semua makanan dan minuman, tetapi biasanya hanya ditemukan dalam jumlah kecil.
Sebaliknya, level yang relatif tinggi ditemukan di:
Tingkat arsenik anorganik yang tinggi telah terdeteksi di banyak produk berbasis beras, seperti:
Arsenik secara alami terdapat di air, tanah dan batuan, tetapi kadarnya mungkin lebih tinggi di beberapa daerah daripada di tempat lain.
Ini dengan mudah memasuki rantai makanan dan dapat terakumulasi dalam jumlah yang signifikan baik pada hewan maupun tumbuhan, beberapa di antaranya dimakan oleh manusia.