Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Sains yang Jadi Alasan Larangan Mudik Lebaran 2021

Kompas.com - 23/04/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Begitu juga saat libur panjang hari kemerdekaan 2020, laju lonjakan kasus infeksi Covid-19 mencapai 1.100 kasus per hari.

"Kembali saya tekankan bahwa pengalaman libur-libur panjang sebelumnya patut dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan termasuk kebijakan. Saat momen ini terjadi seringkali tak terelakkan timbul kerumunan saat bepergian maupun di tempat tujuan bepergian," kata dia.

"Kembali lagi saya mau mengingatkan, itu adalah harganya nyawa. Itulah yang harus kita hindari," tegasnya.

3. Risiko pandemi Covid-19 tak terkendali

Sebagai informasi, zona merah di Indonesia pada pekan lalu jumlahnya sempat meningkat menjadi 11 kabupaten/kota. Meskipun, pada pekan ini zona merah di Indonesia menurun menjadi 6 kabupaten/kota saja.

Tetapi jika imbauan larangan mudik tersebut masih diabaikan, para ahli meyakini tidak hanya soal zona merah, penularan kasus infeksi dan kematian, munculnya ragam varian baru akibat pandemi yang tak terkendali juga bisa terjadi.

Baca juga: Corona Masih Melanda, Survei Masyarakat Pilih Mudik atau Tidak?

 

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman selalu menegaskan, jika masih terus tak terkendali maka varian baru virus corona masih akan terus muncul lagi yang lainnya.

Sementara, beberapa varian baru yang saat ini ditemukan lebih mudah menular dan ada yang cenderung memperparah kondisi pasien.

Pelarangan atau peniadaan mudik lebaran merayakan Hari Raya Idul Fitri termasuk salah satu kebijakan yang dikeluarkan untuk mengendalikan pandemi di Indonesia ini.

Namun, jika kebijakan pengendalian ini tidak bisa terjalankan dengan optimal. Maka, risikonya akan berdampak pada seluruh elemen atau lapisan masyarakat itu sendiri.

"Kalau ini tidak ditingkatkan, artinya akan melahirkan siklus yang akan memperburuk keadaan. Juga kondisi pandemi yang tidak terkendali akan melahirkan juga mutasi-mutasi yang baru, yang pada gilirannya akan ada strain baru yang semakin merugikan," tegas Dicky dalam pemberitaan Kompas.com, (10/3/2021). 

Baca juga: Ahli Prediksikan 40.000 Kasus Corona Baru Akan Terjadi di Jawa Akibat Mudik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com