Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2021, 04:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Secara umum, umat Islam yang menderita maag dan tukak lambung akan memiliki berbagai pertanyaan terkait dengan penyakit dan kewajiban agama di bulan Ramadhan.

Pengalaman beberapa orang mungkin mengatakan bahwa puasa dapat menyebabkan komplikasi yang tidak diinginkan karena peningkatan kadar asam dalam perut kosong selama Ramadhan. Ini yang akhirnya memperburuk gastritis dan tukak lambung.

Lantas, apa yang harus dilakukan penderita maag dan tukak lambung agar puasa Ramadhan berjalan lancar?

Baca juga: Pasien Diabetes Ingin Puasa Ramadhan? Begini Panduan Makannya

Mengenal maag dan tukak lambung

Sebagai informasi, gastritis atau yang biasa disebut maag adalah peradangan pada selaput lambung.

Sementara tukak lambung adalah luka yang muncul di dalam dinding lambung, esophagus bagian bawah atau duodenum (bagian atas usus halus).

Keduanya disebabkan oleh peradangan yang ditimbulkan oleh bakteri Helicobacter pylori (H.pylori) dan pengikisan oleh asam lambung.

Penggunaan berlebihan kelompok obat penghilang rasa sakit seperti obat antiinflamasi nonsteroid (ibuprofen, naproxen, dan aspirin), steroid dosis tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan merokok juga dapat menyebabkan gastritis dan tukak lambung.

Stres emosional tidak lagi dianggap sebagai penyebab maag, tetapi orang yang mengalami stres emosional sering melaporkan peningkatan gejala ulkus yang ada.

Namun, stres fisik, (misalnya, luka bakar parah) berbeda. Stres fisik dapat meningkatkan risiko maag, terutama di perut.

Secara umum, penderita mengalami dispepsia, yaitu perasaan tidak nyaman di bawah tulang rusuk (sampai ke dada) atau mungkin pernah menderita komplikasi seperti nyeri hebat di area tersebut dan muntah darah. Sering juga terjadi refluks asam sehubungan dengan kondisi ini.

Gastritis dan tukak lambung dapat didiagnosis melalui endoskopi bagian atas (alat serat optik yang tipis dan fleksibel dimasukkan melalui mulut ke perut dan duodenum) dan selama prosedur biopsi kecil dapat dilakukan dari lapisan dinding lambung untuk mendeteksi H. pylori.

Ilustrasi menyiapkan sahur.SHUTTERSTOCK/DOTSHOCK Ilustrasi menyiapkan sahur.

Teknik non-invasif lainnya untuk mendeteksi keberadaan H. pylori termasuk tes antibodi darah, tes napas urea, dan tes antigen feses.

Mengurangi risiko komplikasi maag dan tukak lambung selama puasa

Berikut beberapa tips yang perlu dilakukan penderita maag dan tukak lambung agar puasa Ramadhan lancar.

1. Harus sahur

Dalam berpuasa, Nabi pada kenyataannya menekankan untuk melakukan sahur.

Jika hal ini tidak dilakukan, misalnya dengan alasan sulit bangun, risiko komplikasi maag dan tukak lambung dapat muncul selama menjalankan ibadah puasa.

Dilansir The Star, kebiasaan langsung tidur setelah sahur juga dapat menyebabkan refluks lambung.

2. Buka puasa, porsi kecil tapi sering

Selain itu, makan berlebih saat buka puasa diikuti dengan merokok terbukti memicu dispepsia dan refluks asam bagi penderita maag dan tukak lambung.

Dispepsia adalah sekumpulan gejala ketidaknyamanan perut bagian atas seperti sensasi terbakar, kembung, atau begah, mual, atau perasaan cepat kenyang setelah mulai makan.

Oleh sebab itu, penderita maag dan tukak lambung sebaiknya mengambil porsi kecil saat buka puasa, tapi sering.

Sebagai contoh, buka puasa dengan kurma atau makanan ringan terlebih dahulu, kemudian shalat maghrib. Setelah selesai shalat maghrib baru makan utama, sebelum shalat tarawih.

Hal lain yang perlu dilakukan, sebaiknya tidak makan 3-4 jam sebelum tidur. Ini akan membantu sistem pencernaan beristirahat cukup.

3. Makanan dan minuman yang dihindari

Bagi orang yang memiliki gangguan pencernaan seperti maag dan tukak lambung, usahakan kurangi konsumsi makanan yang terlalu panas, pedas, dan mengandung asam. Sebab, jenis makanan tersebut berpotensi mengiritasi saluran pencernaan.

Minuman berkafein seperti kopi, sebagai diuretik alami, merangsang tubuh untuk mengeluarkan air melalui kandung kemih, yang pada gilirannya menyebabkan dehidrasi.

Minuman manis juga membuat Anda banyak buang air kecil dan membuat Anda haus.

Baca juga: Demi Kesehatan Tubuh, Ini 4 Jenis Makanan Terbaik untuk Berbuka Puasa

4. Kebutuhan makanan dan air yang harus dipenuhi

Jadi, alternatif terbaik adalah memvariasikan asupan makanan Anda sepanjang Ramadhan dengan memasukkan semua nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serat, dll.

Selain itu, banyak minum air untuk mengisi kembali kehilangan harian, yang secara tidak sadar kita hilangkan melalui pernapasan, keringat, dan pergi ke toilet. Usahakan dalam periode makan, sekitar 2,5 liter air masuk tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com