Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Menangani Limbah Medis Covid-19 dengan Teknologi Plasma Nanobubble

Kompas.com - 30/03/2021, 10:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Solusi Plasma Nanobubble

Salah satu solusi yang paling efektif adalah dengan menerapkan teknologi plasma nanobubble (PNB), yang sangat ampuh mengolah limbah cair yang mengandung disinfektan, supaya menjadi netral.

Sehingga, fasilitas pengolahan air limbah pada fasilitas kesehatan dapat beroperasi dengan baik.

PNB - teknologi yang sangat ramah lingkungan (green technology), merupakan kombinasi antara teknologi plasma dan teknologi nanobubble.

Proses plasma diawali dengan penarikan udara masuk kedalam reaktor penghasil oksigen (oxygen concentrator).

Dalam proses ini, oksigen yang dihasilkan akan dikirimkan masuk ke dalam reaktor plasma, sedangkan kandungan nitrogennya akan dibuang kembali ke udara.

Baca juga: Jadi Limbah Selama Pandemi, Ahli Bakal Bikin Jalan Pakai Masker

Oksigen yang dihasilkan tadi kemudian diubah menjadi gas ozon setelah melalui reaktor plasma.

Gas yang dihasilkan setelah melalui reaktor plasma adalah berkomposisi 8-10% ozone dalam 93-96% oksigen. Untuk selanjutnya, gas yang dihasilkan ini akan dikirimkan melalui nanobubble generator.

Dalam proses nanobubble, gas yang mengandung ozon dan oksigen tadi kemudian diubah dalam nanobuble generator, sehingga dapat berbentuk gelembung ukuran nanometer (10-9 m) yang dikirimkan masuk kedalam air.

Proses PNB ini efektif bekerja melalui beberapa proses yang dihasilkan, di mana gas ozon yang diinjeksikan akan bekerja dalam menghilangkan bau, menguraikan senyawa organik dan membunuh bakteri dan virus pathogen yang terkandung di dalam air.

Kemudian, oksigen yang diinjeksikan akan bekerja meningkatkan kadar oksigen di dalam air.

Mengingat gas oksigen yang dihasilkan berukuran nanometer, maka sangat mungkin untuk dapat bertahan lama dalam air dan berpenetrasi langsung masuk ke dalam lumpur.

Sehingga, kadar oksigen meningkat dan dapat memberikan oksigen pada bakteri aerob yang berfungsi dalam penguraian senyawa organik dalam air limbah tercemar.

Cara kerja sistem plasma nanobubble sangat fleksible, selain dapat dikombinasikan dengan IPAL yang sudah ada, juga dapat berdiri sendiri sebagai sistem IPAL yang kompak, terutama untuk rumah sakit atau puskesmas yang baru pertama kali mau membuatnya.

Beberapa keunggulan teknologi plasma nanobubble adalah, tanpa penggunaan bahan kimia; menjernihkan dan memulihkan kualitas air dalam waktu singkat; langsung menghilangkan bau, warna, dan zat berbahaya.

Selain itu, karena Teknologi PNB 100% buatan lokal; sehingga tidak membutuhkan lahan (space) yang luas; kebutuhan listrik sangat rendah dibanding teknologi lainnya; portable dan movable, serta dapat di-upstream maupun di-down stream; dan mudah dioperasikan

Dari beberapa rumah sakit juga melaporkan, bahwa ternyata gaun medis disterilisasi dengan menggunakan kaporite dengan konsentrasi tinggi, sehingga tidak digunakan lagi oleh tenaga medis, karena tidak nyaman.

Akhirnya gaun medis hanya sekali pakai dan menjadi limbah, padahal sterilisasi bisa menggunakan ozon nanobubble water, karena 100 persen tidak menggonakan bahan kimia. Sehingga, gaun medis bisa digunakan kembali dengan aman dan nyaman.

Selain itu ozon nanobubble water juga dapat digunakan untuk sterilisasi peralatan medis, disinfektan, serta antiseptik.

Baca juga: Satwa Liar Hadapi Ancaman Limbah Masker Sekali Pakai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com