Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Global Ungkap Lebih dari 100 Zat Berbahaya Ada di Mainan Plastik Anak

Kompas.com - 04/03/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bahan kimia yang digunakan dalam mainan plastik telah membuat para ilmuwan prihatin selama bertahun-tahun.

Kini penelitian baru kembali mengungkap, seberapa luas risiko yang harus dihadapi anak-anak saat terpapar bahan-bahan tersebut.

Dikutip dari Science Alert, Rabu (3/3/2021), dalam studi internasional itu, peneliti menilai komposisi kimia mainan dan perkiraan tingkat paparan terhadap zat tersebut.

Hasilnya, peneliti menemukan lebih dari 100 bahan kimia yang menjadi perhatian dalam bahan mainan plastik yang dapat menimbulkan risiko kesehatan anak-anak.

Baca juga: Tolak Galon Sekali Pakai, Sampah Plastik Kian Mengancam Lingkungan

Menurut Peter Fantke, peneliti dari Technical University of Denmark (DTU), dari 419 bahan kimia yang ditemukan dalam bahan plastik keras, lunak, dan berbusa yang digunakan pada mainan anak-anak, teridentifikasi 126 zat berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak dan dapat menyebabkan, baik kanker dan penyakit non-kanker.

"Zat tersebut di antaranya 31 plasticiser, 18 penghambat api, dan 8 pengharum," katanya.

Menurut para peneliti, meskipun undang-undang di banyak negara mengatur penggunaan bahan kimia tertentu yang berpotensi beracun dalam mainan plastik, tidak ada pendekatan yang konsisten secara internasional.

Perlindungan saat ini juga tidak secara memadai melarang bahan yang berpotensi berbahaya dari bahan pembuat mainan.

"Peraturan yang ada, biasanya fokus pada bahan kimia tertentu (misalnya phthalate, penghambat api brominasi, dan logam), tetapi tidak mencakup berbagai zat kimia yang ditemukan dalam mainan plastik," papar Nicolò Aurisano, peneliti lain dalam studi.

Peneliti pun lantas mengumpulkan data kimiawi dari 25 studi peer-review untuk menyusun daftar kandungan kimia dari bahan mainan.

"Kami telah menggabungkan kandungan kimiawi dalam bahan mainan dengan karakteristik bahan dan pola penggunaan mainan, seperti berapa lama seorang anak biasanya bermain, apakah dimasukkan ke dalam mulut, dan berapa banyak mainan seorang anak yang ditemukan dalam satu rumah tangga," kata Aurisano.

Peneliti menggunakan informasi tersebut untuk memperkirakan keterpaparan mulai dari dosis pemaparan tingkat atas hingga bawah yang tak terlalu berisiko.

Dari 126 bahan kimia yang menjadi perhatian, peneliti menyebut kalau 27 zat termasuk penghambat api, plasticizer, dan phthalate sudah diatur secara umum.

Namun, peneliti juga mengidentifikasi 17 zat yang berbahaya bagi kesehatan dan justru tak muncul dalam daftar prioritas untuk diatur.

Baca juga: Pemakaian Plastik Sekali Pakai di Industri Fashion Mengancam Lingkungan

Ke depannya, daftar yang disebut sebagai 'kandungan kimia maksimum yang dapat diterima' ini bisa digunakan untuk menetapkan batasan jumlah bahan kimia di dalam mainan.

"Karena bahan kimia yang sama dapat ditemukan dalam konsentrasi berbeda di seluruh bahan mainan maka kami telah memperkirakan 'kandungan kimia maksimum yang dapat diterima' dalam mainan plastik," jelas Fantke.

Informasi tersebut akan memungkinkan para pembuat keputusan untuk mengembangkan ambang batas untuk berbagai bahan kimia, tetapi juga membantu perusahaan mainan untuk mengevaluasi jumlah bahan kimia yang digunakan.

Sampai hal itu bisa terjadi, peneliti menyebut hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah mengurangi atau bahkan menghentikan untuk memberikan mainan plastik pada anak-anak.

Sebagai gambaran, anak-anak di negera barat mengumpulkan rata-rata 18,3 kg mainan plastik setiap tahun.

"Cara yang efisien dan praktis untuk mengurangi paparan bahan kimia prioritas yang ada dalam mainan plastik adalah dengan mengurangi jumlah mainan baru ke dalam rumah tangga kita," tambah Fantke.

Temuan ini dipublikasikan di Environment International.

Baca juga: LEGO Akan Hapuskan Kemasan Plastik Sekali Pakai demi Lingkungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com