Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hujan Es di Yogyakarta, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 04/03/2021, 06:15 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Reny menjelaskan saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi, maka pengaruh pemanasan bumi yang intens akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atmosfer.

Selanjutnya, sampai di atmosfer, massa udara tersebut akan mengalami pendinginan.

Setelah terjadi kondensasi, maka akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

Oleh karena kuatnya energi dorongan ke atas, saat terjadi proses konveksi, maka puncak awan sangat tinggi hingga mencapai freezing level atau tingkat pembekuan.

Baca juga: Hujan Es di Sydney Berbentuk Kembang Kol, Kok Bisa?

 

"Freezing level ini (selanjutnya) terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar," jelas Reny.

Lebih lanjut Reny menjelaskan saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, maka hujan lebat akan turun disertai es.

Es yang turun ini bergesekan dengan udara, sehingga mencair dan saat sampai ke permukaan tanah ukuran bongkahan es tersebut akan lebih kecil.

"Ke depan potensi hujan es masih akan terjadi hingga berakhirnya masa pancaroba pada April mendatang," imbuh Reny.

Baca juga: Hujan Es Guyur Magelang, Kok Bisa Terjadi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com