Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masker N95 Bisa Berbahaya jika Salah Simpan, Begini Cara Bersihkannya

Kompas.com - 18/02/2021, 10:03 WIB
Dea Syifa Ananda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masker yang tidak disimpan dengan baik, justru dapat menjadi sarang virus dan media penularan Covid-19. Ini termasuk penyimpanan masker N95.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Ratih Asmananingrum, Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

"Ketahanan virus dimasing-masing permukaan benda berbeda beda. Untuk masker bedah bagian dalam, virus bisa bertahan sampai 7 hari dan dibagian luar masker, virus bisa bertahan lebih dari 7 hari," ungkap dr. Ratih.

Dalam webinar bertajuk 'Pengelolaan limbah masker di masa pandemi Covid-19 jangan buang maskermu', Selasa (16/2/2021), Ratih menjelaskan bahwa pada orang tanpa gejala (OTG) yang menggunakan masker bedah, bagian dalam masker pasti mengandung virus karena berkontak langsung dengan mulut dan hidung.

Baca juga: Limbah Masker Sekali Pakai Berpotensi Menularkan Virus Corona, Begini Cara Membuangnya

Sementara masyarakat yang belum terinfeksi, bagian luar maskernya mengandung virus akibat paparan dari luar.

"Kemudian ketahanan alat pelindung diri seperti masker N95 bisa bertahan sampai 21 hari, sarung tangan karet 4 hari, plastik 12 hari, dan stainles 14 hari" lanjutnya.

Masker N95 merupakan salah satu masker yang memiliki ketahanan sangat tinggi dalam mencegah paparan partikel mikro, baik debu, bakteri maupun virus.

Biasanya masker N95 diperuntukkan bagi tenaga kesehatan karena dapat menyaring partikel virus selama menangani pasien.

Seperti masker bedah, masker N95 sebetulnya dianjurkan hanya untuk pemakaian sekali pakai saja. Namun, apabila ada kelangkaan, masker ini bisa dipakai berulang dengan cara sterilisasi virus pada masker.

Seperti diberitakan Kompas.com edisi 1 April 2020, masker N95 sendiri memiliki kemampuan untuk mememfiltrasi droplets, partikel aerosol dan airborne berukuran 0,1 mikron sampai 95 persen. Selain itu, tidak ada kebocoran dari masker ini bila dipakai dengan baik.

Masker ini mengandung lapisan serat polipropilen yang "meleleh" yang membentuk jaringan berpori dan ruang untuk bernapas. Setelah itu, serat diberi muatan elektrostatis untuk membantu menangkap partikel yang lebih kecil yang dapat lolos dari lubang.

 

Masker N95Shutterstock Masker N95

Cara sterilisasi masker N95

Ratih menyampaikan, ada 4 cara yang bisa dilakukan untuk mensterilisasi masker N95, yakni:

  1. Memakai Ethanol atau alkohol 70 persen selama 10 menit dengan cara disemprot (spray)
  2. Pemanasan di suhu 70 derajat Celsius selama 60 menit
  3. Pemaparan sinar ultraviolet (UV) 254 nm 1J/cm jarak 50 cm selama 60 menit
  4. Hidrogen Peroksida 1.000 ppm selama 10 menit

Baca juga: Limbah Masker Sekali Pakai Berpotensi Menularkan Virus Corona, Begini Cara Membuangnya

Studi lain juga melakukan riset pada cara sterilisasi N95 ini.

Dilansir Science Daily, Kamis (5/5/2020) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah merekomendasikan beberapa metode untuk mendisinfeksi masker N95 lewat pemanasan, radiasi ultraviolet (UV), dan perawatan menggunakan pemutih.

Namun sejauh ini belum diuji secara ekstensif, terutama untuk beberapa putaran disinfeksi.

Yi Cui dan rekannya ingin membandingkan lima metode yang dapat digunakan secara masuk akal untuk melihat bagaimana bahan masker tahan terhadap desinfeksi berulang. 

Dalam studi ini, para peneliti justru meneliti potongan kain yang meleleh yang digunakan untuk membuat masker ini.

Mereka mengolah bahan dengan disinfektan tertentu dan membandingkan kemampuannya untuk menyaring partikel aerosol (menyerupai tetesan pernapasan, tetapi tidak memiliki virus corona) sebelum dan sesudah disinfeksi.

Penelitian menemukan bahwa menyemprot kain dengan larutan pemutih seperti etanol atau klorin secara drastis mengurangi efisiensi penyaringan hanya setelah satu kali perawatan, dari sekitar 96 persen menjadi 56 persen (etanol) atau 73 persen (pemutih).

Baca juga: Apakah di Luar Ruangan Juga Perlu Memakai Masker?

Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi ultraviolet (UV) juga dinilai memungkinkan untuk dilakukan hingga 20 siklus desinfeksi.

Namun, para peneliti mengungkapkan bahwa pemberian dosis UV yang tepat yang membunuh virus tanpa merusak bahan masker bisa menjadi masalah.

Setelah diteliti, dapat disimpulkan bahwa metode desinfeksi terbaik untuk masker N95 adalah pemanasan. Misalnya, pemanasan pada 185 F selama 20 menit memungkinkan kain diperlakukan 50 kali tanpa kehilangan efisiensi penyaringan.

Tetapi perlu diperhatikan, sering mengenakan dan melepas masker N95 dapat memengaruhi kesesuaian, yang juga memengaruhi kinerja ketahana virus pada masker N95 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com