KOMPAS.com- Kanker lambung disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung menjadi tumor, dan biasanya tumbuh perlahan selama bertahun-tahun. Salah satu penyebab terjadinya kanker lambung ini adalah masuknya bakteri Helicobacter pylori (H. pylori).
Apa itu bakteri Helicobacter pylori?
Helicobacter pylori adalah sejenis bakteri yang sering dikenal sebagai penyebab utama tukak lambung. Bukti telah ditemukan bahwa infeksi H. pylori sebagai faktor risiko kanker perut.
Melansir MedicineHealth, ketika infeksi H. pylori teridentifikasi, infeksi tersebut dapat diobati dengan antibiotik. Pengujian pada bakteri H. pylori adalah salah satu cara untuk menurunkan kejadian kanker perut.
Baca juga: 6 Gejala Kanker Lambung yang Patut Diwaspadai
Bakteri ini dapat menginfeksi lapisan lambung, dan mengakibatkan gejala seperti sakit perut, intoleransi makanan akibat peradangan kronis, dan terkadang pendarahan dari tukak lambung.
Namun, infeksi H. pylori yang biasanya memicu tukak lambung, seringkali tidak menimbulkan gejala apapun.
Bagaimana bakteri H. pylori dapat masuk ke tubuh kita?
Meskipun tidak diketahui secara pasti bagaimana H. pylori memasuki tubuh, para peneliti percaya bahwa bakteri berbentuk spiral ini mungkin masuk ke tubuh Anda melalui mulut.
Baca juga: Mengenal Kanker Lambung, dari Gejala hingga Faktor Risikonya
Menurut Prof Dr dr Aru Sudoyo SpPD selaku ketua Yayasan Kesehatan Indonesia (YKI), H. pylori dapat ditemukan di makanan atau air yang terkontaminasi.
"Maka dari itu, penting sekali untuk mencuci tangan dan memastikan air yang kita konsumsi sudah layak minum," ungkap Prof Aru Sudoyo dalam diskusi yang bertajuk Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda, Rabu (10/2/2021)
Lebih lanjut, Prof Aru menjelaskan beberapa cara mendeteksi adanya bakteri penyebab kanker lambung berikut ini:
1. Endoskopi
Cara terbaik untuk menguji infeksi H. pylori adalah dengan memeriksa lapisan perut Anda. Dokter akan memberi Anda obat untuk membuat Anda rileks.
Kemudian mereka akan mengirim tabung panjang dan tipis dengan kamera di ujungnya ke tenggorokan dan ke perut.
Mereka akan mencari tanda-tanda infeksi dan mengambil sedikit sampel jaringan dari lapisan tersebut. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium untuk melihat apakah terdapat infeksi.
2. Tes darah
Tes darah sederhana dapat menunjukkan tanda-tanda H. pylori. Tetapi itu tidak berarti infeksi tersebut aktif dan menyebabkan masalah atau gejala.
Baca juga: Gejala Kanker Lambung Mirip Maag dan Gerd, Kapan Harus Periksa ke Dokter?
3. Tes feses
Dokter akan menguji tinja Anda untuk mencari protein yang merupakan tanda H. pylori. Tes ini dapat mengidentifikasi infeksi aktif dan juga dapat digunakan untuk memeriksa apakah infeksi telah sembuh setelah perawatan.
Terakhir, Prof Aru mengimbau, jika ada gejala-gejala sakit perut yang menyerupai maag segerakan periksa ke dokter untuk mendeteksi lebih lanjut agar tidak menyebar.
“Oleh sebab itu, masyarakat perlu lebih waspada bahwa terhadap gejala kanker lambung yang jika tidak ditangani sejak dini berpotensi terjadi mutasi yang dapat membentuk tumor di dalam lambung dan dapat bermetastatis atau menyebar ke bagian lain di tubuh seperti hati, peritoneum, hati dan tulang,” jelas Prof. Aru Sudoyo.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Garam Dapur Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Lambung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.