Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ma'rufin Sudibyo

Orang biasa saja yang gemar melihat bintang dan menekuri Bumi.

Menyibak Jatuhnya Meteorit di Lampung Tengah

Kompas.com - 02/02/2021, 19:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kesadaran

Setiap kilometer persegi daratan di Bumi rata–rata mendapatkan satu jatuhan meteor dalam tiap 50.000 tahun.

Dengan luas daratannya 1,9 juta kilometer persegi, maka wilayah Indonesia akan mendapatkan satu jatuhan meteorit dalam setiap 10 hari.

Jika memperhitungkan luas daratan yang berpenghuni (dalam bentuk pedesaan hingga perkotaan), maka peluang menyaksikan satu peristiwa tumbukan benda langit yang menyisakan meteoritnya melambung menjadi sekitar satu kali dalam tiap 50 hingga 60 hari (rata–rata).

Statistik tersebut menunjukkan, kejadian tumbukan benda langit adalah fenomena yang sesungguhnya sering terjadi.

Sehingga, rentetan kejadian dalam lima bulan terakhir di Tapanuli Tengah, Bali dan disusul kemudian dengan Peristiwa Lampung Tengah masih tergolong wajar.

Bahwa sebagian publik Indonesia beranggapan terjadi peningkatan kejadian masuknya meteoroid ke Bumi kita, hal itu semata persepsi yang bergantung pada banyak hal.

Mulai dari kemudahan akses informasi yang sayangnya belum diimbangi dengan peningkatan kualitas informasi hingga semakin banyaknya sensor–sensor deteksi yang berperan penting dalam ‘mengendus’ kejadian sejenis.

Kita berharap semoga meteorit Lampung Tengah dapat dipreservasi demikian rupa di tanah air. Sehingga kasus ‘hilangnya’ meteorit Kolang tak lagi terulang.

Di sisi lain, edukasi publik perlu terus–menerus dilakukan oleh para pemangku kepentingan, terkait ilmu pengetahuan meteor dan tumbukan benda langit. Yakni dari ilmu astronomi, geofisika, dan geologi, agar kesadaran bisa terbangun.

Mengingat dalam aspek tertentu, kejadian tumbukan benda langit dapat menjadi bencana geologi yang unik.

Yakni bencana geologi dengan waktu perulangan sangat panjang (hingga ribuan tahun), namun memiliki dampak yang sangat dalam terhadap peradaban manusia.

Baca juga: Pelajaran dari Meteorit Kolang yang Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com