Maka daripada itu, umumnya peristiwa angin puting beliung sering terjadi di darat daerah perbatasan antara kota dan desa, karena terdapat perbedaan suhu dingin dan panas di kawasan itu.
Puting belung terbentuk sebagai imbas bertemunya udara panas dan dingin, sehingga terjadi kondensasi massif.
Pertemuan itu membentuk pusaran angin perlahan, semula berkedudukan horizontal.
Lewat proses yang luar biasa pusaran tersebut kemudian menjadi tegak vertikal disertai pembentukan kumpulan awan Cumulonimbus yang massif. Di mana Cumulonimbus (Cb) memang tergolong tipikal awan produsen hujan deras dan badai.
"Dari dasar kumpulan awan itulah puting beliung bisa terbentuk," ujar Marufin.
Bersyukur bahwa Indonesia ada di wilayah khatulistiwa, sehingga ukuran pusaran relatif kecil dan durasinya pun singkat.
Bandingkan dengan daratan Amerika Serikat, yang menderita ancaman sejenis yang permanen dalam bentuk tornado, yang jauh lebih besar, lebih lama dan lebih merusak.
2. Waterspout
Sedangkan, waterspout adalah tornado yang terkoneksi dengan air dan memiliki skala mikro.
Oleh karena itu, fenomena ini hanya dapat terjadi di atas danau, tambak, sungai, bendungan dan lain-lain.