Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung Berapi Awal Zaman Kapur Picu Pengasaman Laut

Kompas.com - 18/01/2021, 19:28 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Studi ini telah dipublikasikan secara online pada 16 Desember lalu di jurnal Geology dan merupakan studi pertama yang menerapkan pengukuran isotop strontium stabil untuk mempelajari peristiwa anoksik laut kuno.

Dalam menguatkan hipotesis tentang peristiwa pengasaman yang terjadi di Zaman Kapu atau periode Cretaceous, ilmuwan menemukan petunjuk itu dari cangkang fosil nannoplankton.

Cangkang nannoplankton dan banyak organisme laut lainnya membangun cangkangnya dari kalsium karbonat, yang merupakan mineral yang sama yang ditemukan di kapur, batu kapur dan beberapa tablet antasida.

Ketika karbon dioksida di atmosfer larut dalam air laut, zat ini akan membentuk asam lemah yang dapat menghambat pembentukan kalsium karbonat. Bahkan dapat melarutkan karbonat yang sudah ada sebelumnya.

Baca juga: Studi Baru: Dinosaurus Punah karena Asteroid Bukan Letusan Gunung Berapi

 

Untuk mempelajari iklim bumi selama periode awal Cretaceous, ilmuwan Northwestern memeriksa inti sedimen sepanjang 1.600 meter yang diambil dari tengah Pegunungan Pasifik.

Karbonat inti terbentuk di perairan dangkal, lingkungan tropis sekitar 127 hingga 100 juta tahun yang lalu, dan saat ini ditemukan di laut dalam.

Jika Anda mempertimbangkan siklus karbon bumi, karbonat adalah salah satu cadangan karbon terbesar," kata Bradley Sageman, profesor ilmu bumi dan planet di Northwestern's Weinberg College of Arts and Sciences.

Baca juga: Deteksi Dini Letusan Gunung Berapi, Ahli Gunakan Drone

 

Sageman mengatakan saat laut mengasam, peristiwa itu pada dasarnya mencairkan karbonat. Proses ini berdampak pada proses biomineralisasi organisme yang menggunakan karbonat untuk membangun cangkang dan kerangka mereka sekarang.

"Ini adalah konsekuensi dari peningkatan yang diamati dalam CO2 atmosfer karena kegiatan manusia (di masa ini)," imbuhnya.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menganalisis komposisi isotop kalsium karbonat laut dari geologi masa lalu.

Namun, data dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara, dan kalsium karbonat dapat berubah sepanjang waktu, mengaburkan sinyal yang diperoleh selama pembentukannya.

Baca juga: Pertama Kali, Peneliti Temukan 37 Gunung Berapi Aktif di Venus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com