Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2021, 13:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

3. Kompres di Bawah Lengan

Teknik pertolongan pertama yang umum digunakan untuk menurunkan suhu tinggi, atau hipertermia, adalah meletakkan kompres dingin di bawah lengan dan di area selangkangan.

Cara ini paling sering digunakan saat seseorang kepanasan, karena faktor luar (seperti berolahraga atau berada di luar ruangan dalam waktu lama saat cuaca panas terik), tetapi cara ini juga dapat membantu menurunkan demam tinggi.

Baca juga: Mengapa Demam pada Tipes Memuncak di Malam Hari? Ini Penjelasan Dokter

4. Penurun Demam

Jika cara menurunkan demam di atas belum membuat anak nyaman, orangtua bisa mencoba memberikan obat penurun demam seperti acetaminophen atau ibuprofen adalah salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk menurunkan demam. Acetaminophen dapat digunakan pada anak-anak berusia 2 bulan.

Namun, jika bayi Anda kurang dari 3 bulan dan demam - hubungi dokter anak sebelum memberikan obat apapun. Ibuprofen dapat digunakan pada anak-anak berusia 6 bulan.

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak, tetapi dapat digunakan pada orang dewasa di atas usia 18 tahun. Obat-obatan ini bekerja relatif cepat dan dapat membuat Anda merasa lebih baik selama 4-8 jam.

Jangan lakukan ini saat demam

Sayangnya, karena khawatir demam berbahaya, banyak orang justru melakukan beberapa kesalahan saat berusaha menurunkan demam.

1. Menggosok tubuh dengan alkohol

Cara menurunkan demam ini adalah ide yang sangat buruk. Jika seseorang menyarankan Anda menggunakan alkohol pada anak Anda atau diri Anda saat sedang demam untuk menurunkan suhu tubuh, tolong jangan pernah dilakukan. Bukan hanya tidak efektif, ini juga dapat menyebabkan keracunan alkohol.

2. Menaikkan dosis obat

Mengonsumsi terlalu banyak obat penurun demam atau meminum dua jenis obat sekaligus bukan hanya tidak efektif, tetapi juga berbahaya.

Ini dapat merusak organ Anda dan tidak akan menurunkan suhu Anda lebih cepat. Karena overdosis acetaminophen (Tylenol) adalah salah satu alasan paling umum, mengapa anak-anak dirawat di ruang gawat darurat, karena itu dokter menganjurkan untuk tidak mengganti obat penurun demam, dan selalalu buat catatan kapan terakhir kali Anda memberikan obat.

Selain itu, penting untuk memeriksa semua kandungan obat yang digunakan. Banyak obat batuk dan pilek multi-gejala yang mengandung asetaminofen.

Anda sebaiknya tidak memberikan obat penurun demam tambahan, jika Anda juga memberikan salah satu obat multi gejala yang mengandung acetaminophen atau pereda demam lainnya.

Jika demam anak tak kunjung turun setelah mengonsumsi obat penurun demam, ada baiknya segera berkonsultasi pada dokter, terkait kondisi anak.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Antibiotik Digunakan saat Batuk, Diare dan Demam?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com