Persaingan tak terbatas pada manusia saja. Studi peneliti Universitas Exeter dan Universitas Cambridge terhadap perilaku luwak berpita Uganda menemukan fakta menarik.
Mereka dikatahui rela berkelahi dengan kawanan luwak lain untuk mencari pasangan. Perkelahian bahkan dapat berujung pada cedera dan kematian.
Saat kekacauan perang tengah terjadi, si betina pun dengan leluasa mengambil keuntungn untuk kawin dengan jantan dari kelompok sebelah.
Strategi kawin anarkis ini menurut peneliti dianggap sebagai bentuk melestarikan keragaman genetik. Sebab luwak betina sangat jarang meninggalkan kelompok mereka sejak dilahirkan.
Baca juga: Halalkan Segara Cara, Luwak Betina Rela Perang Demi Dapat Jodoh
Saat sedang melakukan studi penguin raja dan pencairan gletser di Antartika, peneliti menemukan hal yang tak terduga. Saat berada di tengah kotoran penguin, salah satu peneliti tiba-tiba tertawa cekikkan, pusing, dan merasa sakit kepala.
Dari kejadian itu, peneliti akhirnya mengetahui jika kotoran penguin menghasilkan dinitrogen oksida alias gas tawa. Gas ini biasanya digunakan untuk keperluan medis.
Penguin dapat memproduksi gas tawa lantaran makanan yang mereka konsumsi, seperti krill dan berbagai jenis ikan dengan kandungan kadar nitrogen tinggi.