Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Terinfeksi Covid-19 Berisiko Alami Disfungsi Ereksi, Kok Bisa?

Kompas.com - 11/12/2020, 10:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis


KOMPAS.com - Hingga saat ini, para ilmuwan masih terus mencari tahu lebih dalam terkait virus corona, dengan melakukan berbagai penelitian.

Salah satu hasil penelitian belum lama ini mengungkap, bahwa pria memiliki risiko lebih besar terinfeksi Covid-19 dan mengembangkan gejala parah dibanding perempuan.

Kini studi terbaru menunjukkan, adanya dampak virus corona pada kesehatan seksual dan reproduksi pria.

Baca juga: Teknologi Ini Tunjukkan Pasien Covid-19 Alami Kelainan Paru hingga 3 Bulan

Studi tersebut menemukan, bahwa para pria yang bertahan hidup dari Covid-19 kemungkinan berisiko mengalami disfungsi ereksi (DE).

Penelitian menunjukkan, ada tiga faktor yang dapat menyebabkan potensi timbulnya disfungsi ereksi pada pria yang pernah positif terinfeksi Covid-19:

1. Efek vaskular

Fungsi ereksi merupakan prediktor penyakit jantung, sehingga kita tahu bahwa sistem vaskuler dan sistem reproduksi saling berhubungan.

Selain itu, Covid-19 dapat menyebabkan hiperinflamasi di seluruh tubuh, terutama di jantung dan otot di sekitarnya.

Sehingga, pasokan darah ke penis bisa tersumbat atau menyempit akibat kondisi vaskular baru atau yang memburuk karena disebabkan virus corona.

2. Dampak psikologis

Aktivitas seksual sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental. Stres, kecemasan, dan depresi yang disebabkan oleh virus corona dan pandemi dapat memicu terjadinya disfungsi ereksi.

Baca juga: 4 Jenis Terapi Pengobatan Virus Corona, Mana Paling Efektif?

IlustrasiGetty Images/iStockphoto Ilustrasi

3. Kerusakan kesehatan secara keseluruhan

Disfungsi ereksi biasanya merupakan gejala dari masalah yang mendasari. Pria dengan kesehatan yang buruk memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan disfungsi ereksi dan juga memiliki reaksi parah terhadap Covid-19.

Karena virus corona dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, sehingga kesehatan yang buruk secara umum bisa menjadi pemicu disfungsi ereksi dan komplikasi lainnya.

Menurut ahli urologi Ryan Berglund, MD dari Cleveland Clinic, disfungsi ereksi bisa menjadi penanda kesehatan secara keseluruhan.

"Jadi, khususnya bagi pria muda dan sehat yang tiba-tiba mengalami disfungsi ereksi, dan terutama setelah terkena Covid-19, ini bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius sedang terjadi,” ujar Berglund.

Baca juga: Studi: Banyak Nonton Film Porno Tingkatkan Risiko Disfungsi Ereksi

Penyebab lain yang perlu diperhatikan terkait penelitian ini, adalah potensi kerusakan testis yang dapat terjadi setelah infeksi Covid-19. Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kerusakan tersebut bersifat permanen, sementara atau dapat memengaruhi kesuburan.

Usia juga merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan, karena usia merupakan faktor risiko untuk mengembangkan disfungsi ereksi dan kasus Covid-19 yang parah.

“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa kemungkinan ada efek kardiovaskular dan efek medis lain yang muncul dari Covid-19, tetapi jawabannya masih terlalu dini untuk mengatakan, apa sebenarnya semua efek jangka panjang itu,” demikian kata Dr. Berglund, seperti dikutip dari Cleveland Health Clinic.

"Kami tahu ada sejumlah cara berbeda yang menyebabkan virus corona dapat menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi lebih banyak penelitian masih diperlukan sebelum kami tahu pasti."

Kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan oleh virus corona
Dr. Berglund mengatakan, bahwa dirinya baru mulai memahami komplikasi jangka panjang yang disebabkan oleh virus corona, termasuk pembekuan darah, masalah neurologis, kerusakan pada jantung, paru-paru, ginjal, dan sekarang, dampak negatif terhadap kesehatan reproduksi dan seksual pria.

Belum lagi, banyak pasien juga menderita gejala selama berbulan-bulan, yang kini dikenal dengan sebutan long covid, meskipun sebelumnya mereka memiliki kesehatan yang baik.

“Studi ini adalah contoh penting lainnya dari belum cukupnya pengetahuan tentang efek jangka panjang dari virus corona,” kata Dr. Berglund.

“Diperlukan lebih banyak waktu dan penelitian sampai kami memiliki pemahaman yang lebih baik. Itulah mengapa sangat penting untuk mengikuti pedoman keselamatan, menganggapnya serius, dan memperlambat penyebaran."

Baca juga: 7 Cara Istri Bisa Membantu Suami yang Alami Disfungsi Ereksi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com