Prinsip pemeriksaan alat PCR adalah mendeteksi materi genetik virus (RNA) secara berulang-ulang sehingga memakan waktu proses hitungan jam dan hasilnya bisa kita lihat secara real time.
"Secara singkat, tes PCR atau tes materi genetik lain adalah suatu metode deteksi penyakit Covid-19 yang paling akurat dan diandalkan saat ini karena prinsip deteksinya menggunakan teknologi yang canggih," ujar Irhamsyah.
Saat ini, pemeriksaan tes PCR adalah satu-satunya prinsip tes yang bisa kita percayakan sebagai hasil tes konfirmasi penyakit paling baik untuk deteksi Covid-19.
Oleh sebab itu, Irhamsyah mengingatkan agar masyarakat mewaspadai alat deteksi material genetik virus corona SARS-CoV-2 lain yang beredar di pasaran, terlebih yang menawarkan deteksi cepat hanya hitungan menit.
Tahap pelayanan pemeriksaan laboratorium khususnya tes PCR ada tiga, yakni:
"Walaupun tingkat keakuratannya PCR test adalah 100 persen, namun perlu diperhatikan hal-hal yang dapat memengaruhi hasil akurasi pemeriksaan tes PCR," ujar Irhamsyah.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil akurasi pemeriksaan tes PCR, antara lain:
Apakah hasil tes PCR dari laboratorium satu dan yang lain bisa beda?
Isu lain saat ini di masyarakat adalah mendapatkan hasil tes PCR yang berbeda-beda antar satu laboratorium atau rumah sakit.
Terkait perbedaan ini, Irhamsyah mengatakan bahwa kita perlu memperhatikan faktor preanalitik, analitik, dan post analitik tadi.
"Proses pengambilan, penanganan, penyimpanan, transportasi, dan analisa sampel swab yang tidak tepat akan menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak akurat," jelasnya.
Selain itu, waktu pengambilan swab yang berbeda akan menyebabkan hasil pemeriksaan yang berbeda.
Dia mencontohkan, seseorang mendapat hasil tes PCR positif dari rumah sakit A, kemudian saat memeriksakan di rumah sakit B keesokan harinya hasilnya negatif.
Kata irhamsyah, hal tersebut bisa saja terjadi karena virus corona SARS-CoV-2 sudah tidak ada lagi di dalam tubuh orang tersebut.
Apa itu hasil PCR inkonklusif?