Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulu Beracun Mematikan, Tikus Jambul Afrika Ini bisa Bunuh Manusia

Kompas.com - 29/11/2020, 10:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

 

 

Menurut peneliti, tikus jambul memiliki perut empat bilik yang tak biasa dengan bakteri yang padat, sehingga ada kemungkinan mikroba usus memecah cardenolida dan mencegah tikus menjadi mual karena racun.

Lebih lanjut, Sara Weinstein, peneliti dari Smithsonian-Mpala Postdoctoral Fellow with the Smithsonian Institution dan University of Utah menyebut jika racun paling efektif untuk mempertahankan diri dari predator yang menyerang dengan cara menggigit.

Kendati demikian, racun tersebut akan kurang efektif bagi pemangsa yang menyerang dari atas, sebab mereka dapat menghindari kontak langsung dengan bulu beracun itu dengan cara mencengkeram tubuh tikus.

Peneliti juga terkejut dengan tikus yang sebelumnya dianggap soliter ternyata hidup secara monogami berpasangan jantan-betina.

Baca juga: Sel Lemak Tikus Ungkap Efek Cahaya pada Kesehatan Tubuh, Ahli Jelaskan

 

 

Mereka menghabiskan lebih dari 50 persen untuk bersama dan berkomunikasi termasuk mencicit dan mendengkur.

Tikus jambul sendiri memiliki tubuh dengan panjang sekitar 22,5 cm hingga 36 cm. Mereka menghuni hutan di Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan, Tanzania, dan Uganda.

Tikus ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1867 dan telah lama diduga beracun. Tetapi peneliti terkendala untuk meneliti dan mengamatinya karena tikus-tikus beracun ini jarang terlihat di alam liar.

Hal itu juga membuat jumlah populasi dan status konservasinya belum bisa dipastikan. Kendati demikian, peneliti meyakini seiring dengan menyusutnya habitat, maka akan dapat semakin memengaruhi kelangsungan hidup hewan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com