Data-data hasil uji klinik akan sangat dibutuhkan BPOM dalam mengevaluasi vaksin virus corona tersebut bersama KOMNAS Penilaian Obat yang terdiri dari sejumlah ahli.
Komnas ini akan menilai kelayakan suatu produk obat atau vaksin untuk dapat diberikan perizinan penggunaan maupun izin edar dari BPOM.
"Harapan saya, kami masih menunggu proses analisis data yang cukup, sehingga BPOM bisa memberikan emergency use authorization (EUA)," ungkap Penny.
Uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah dimulai sejak Agustus lalu pada 1.620 sukarelawan yang dilakukan di 6 tempat.
Ketua Tim Uji Klinis Fase 3 untuk vaksin Covid-19, Prof. Kusnandi mengungkapkan data sampai saat ini menunjukkan bahwa vaksin tersebout aman.
Baca juga: Update Perkembangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia
"Keamanan (vaksin) sementara dapat dikatakan aman. Karena tidak terjadi hal-hal yang merugikan pada subjek," ungkap Prof Kusnandi.
Efek samping ringan hanya terjadi pada sebagian kecil sukarelawan yang mengikuti uji klinik vaksin. Prof Kusnandi menyebutkan keluhan yang dilaporkan seperti pusing, pilek dan gejala ringan lainnya.
"Tetapi dalam dua hari itu hilang dan itu hanya terjadi pada 2 persen (peserta uji klinik vaksin)," imbuh Prof Kusnandi.
Sementara itu, Rahman Roestan sebagai Direktur Operasi Bio Farma mengatakan masih menunggu data hasil uji klinis vaksin Covid-19 dapat terkumpul keseluruhan.
"Tentu agar dapat kita rangkum dan dilaporkan ke BPOM untuk mendapatkan izin penggunaan (vaksin Covid-19 Sinovac)," ungkap Rahman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.