Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sebut Pakai Masker Saat Berolahraga Tak Mengganggu Pernapasan

Kompas.com - 23/11/2020, 12:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Pemakaian masker menjadi hal wajib di tengah pandemi, untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun banyak orang merasa tak nyaman jika harus memakai masker saat berolahraga di luar rumah. Pasalnya, tertutupnya hidung dan mulut membuat akses tubuh untuk mendapatkan oksigen jadi terbatas.

Tetapi, dua studi dan satu ulasan menunjukkan, bahwa memakai masker tidak membatasi aliran oksigen orang sehat atau mengganggu fungsi paru-paru selama olahraga berat.

Mengenakan masker saat berlari atau bersepeda mungkin terasa tidak enak, tetapi yang pasti itu membatasi penyebaran droplet virus corona, yang hingga saat ini angka kasusnya masih terus naik.

Baca juga: Bersepeda di Tempat Ramai Pakai Masker, Amankah dari Covid-19?

Untuk mengetahuinya, para ilmuwan meminta peserta yang kelelahan berolahraga dengan sepeda statis mengenakan berbagai jenis masker.

Studi pertama yang diterbitkan dalam Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports mempelajari 16 pria dewasa sehat yang mengendarai sepeda statis, sambil mengukur tekanan darah, detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, saturasi oksigen, dan waktu kelelahan.

Setiap peserta berperan sebagai kontrolnya sendiri dan melakukan tes tiga kali: sekali tanpa masker, sekali dengan masker bedah, dan sekali memakai respirator N95.

Melansir IFL Science, peneliti menemukan sedikit perbedaan pada pengukuran pria. Satu-satunya efek signifikan adalah sedikit peningkatan kadar karbondioksida dalam napas mereka, saat memakai masker N95. Para peneliti merekomendasikan masker tetap dipakai selama latihan.

Studi kedua yang diterbitkan bulan ini di International Journal of Environmental Research and Public Health merekrut 14 pria dan wanita sehat, juga melakukan tes bersepeda-hingga-kelelahan.

Mereka mengenakan masker wajah kain tiga lapis, masker wajah bedah sekali pakai, atau tanpa masker pada tiga kesempatan terpisah. Tidak ada perbedaan signifikan dalam pengukuran fisiologis.

Temuan peneliti menunjukkan, orang dapat memakai masker wajah selama latihan intens tanpa efek merugikan pada kinerja tubuh dan berdampak minimal pada darah dan oksigenasi otot.

"Ini akan menjadi penting ketika pusat kebugaran dibuka di masa Covid-19, karena droplet bisa menyebar lebih jauh dengan napas berat selama latihan berat, apalagi di dalam fasilitas latihan tertutup," tulis peneliti.

Baca juga: Covid-19: Kenapa Laki-laki Lebih Jarang Pakai Masker Dibanding Perempuan? Ini Penjelasannya

Sementara itu, studi ketiga yang diterbitkan minggu ini di Annals of the American Thoracic Society meninjau literatur dan tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa fungsi paru-paru menurun selama latihan berat dengan memakai masker.

Namun, persepsi kesulitan bernapas dapat meningkat, meski tidak ada tanda fisiologis yang mendukung aliran oksigen yang lebih sedikit.

Temuan utamanya adalah bahwa masker meningkatkan dispnea – sensasi ketika napas terasa tidak cukup, yang mana ini terasa sangat tidak nyaman saat melakukan pernapasan.

Masker membuat wajah Anda panas dan ini adalah salah satu penjelasan yang mungkin untuk peningkatan dispnea. Namun perasaan subjektif ini, bukan karena perubahan fisiologi yang dapat diukur," kata penulis pertama Susan Hopkins, MD, PhD, profesor kedokteran dan radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas California San Diego.

Baca juga: CDC: Masker Kain Terbukti Memberi Perlindungan Diri dari Virus Corona

Studi yang telah mengevaluasi efek N95, masker kain, atau masker bedah pada oksigenasi darah atau tingkat CO2 selama latihan tidak menemukan efek atau ada efek yang sangat kecil (perubahan 1-2 persen) yang tidak penting bagi orang normal. Bahkan, untuk pasien dengan penyakit cardiopulmonary perubahannya sangat kecil.

Dua studi pertama dilakukan pada orang dewasa yang sehat dan cakupan studi relatif kecil, yang berarti hasilnya mungkin berbeda untuk mereka yang berusia lebih tua, muda, atau yang memiliki masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Pada studi review, peneliti tidak menemukan perbedaan efek masker untuk populasi tua dan muda, kecuali untuk mereka yang sangat muda (kurang dari 2 tahun) dan masker memang tidak direkomendasikan untuk anak di bawah dua tahun.

Demikian pula, orang-orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya tidak mengalami banyak perubahan fisiologis, meski mereka mungkin mengalami lebih banyak dispnea.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Masker Kain Wajib Dicuci dengan Mesin Cuci

"Mereka harus berbicara dengan dokter jika mereka memiliki kekhawatiran, dan karena mereka berisiko sangat tinggi jika tertular Covid, mereka benar-benar perlu mempertimbangkan apakah mereka perlu berolahraga tanpa masker," kata Hopkins.

Studi ini juga mempelajari, apakah mengenakan masker saat bersepeda, hasilnya akan sama dengan lari dan latihan di gym. Sejauh ini peneliti meyakini hal itu mungkin terjadi.

Hopkins menyarankan, bagi orang yang merasa memakai masker tidak menyenangkan, cobalah untuk mengganti jenis masker, misal dari masker kain menjadi sekali pakai.

Atau bisa juga memulai perlahan dengan olahraga ringan dan memakai masker untuk jangka waktu yang lebih singkat (sambil menjauh dari orang lain di luar ruangan), sampai terbiasa dengan sensasi bernapas saat memakai masker.

Baca juga: Karyawan Starbucks Korea Selatan Tidak Tertular Covid-19, Bukti Masker Lindungi dari Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com