Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteor Jatuh di Rumah Warga, Astronom Sebut Hanya Terjadi Setahun Sekali

Kompas.com - 19/11/2020, 16:58 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sejak Agustus lalu, nama Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah viral di media sosial.

Seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, Josua mengaku rumahnya kejatuhan sebongkah batu meteor seberat 2,2 kilogram dan tertanam sekitar 15 cm di dalam tanah.

Pria ini kemudian menggali tanah untuk mengambilnya, saat diangkat kondisi batu masih terasa hangat dan sebagian terpecah.

Baca juga: Kisah Josua yang Viral, Rumah Tertimpa Batu yang Diduga Meteor hingga Dapat Uang Rp 200 Juta

Lalu, bagaimana batu meteor bisa jatuh ke Bumi?

Menjawab pertanyaan tersebut, astronom amatir, Marufin Sudibyo mengungkap, bahwa sebenarnya setiap hari Bumi dihujani sebanyak rata-rata 44 ton meteor dan rata-rata 17 meteor yang bisa memproduksi meteorit.

Lebih rinci Ia menjelaskan, benda langit yang masih ada di antariksa dan menempuh lintasan menuju Bumi disebut meteoroid.

“Umumnya berupa remah-remah komet, kepingan-kepingan asteroid, maupun pecahan-pecahan permukaan planet atau satelit yang terbang ke angkasa dalam peristiwa tumbukan kosmik masa silam,” ujarnya saat dihubungi Kompas Sains (19/11/2020).

Ketika meteoroid sudah memasuki atmosfer Bumi dan berpijar, maka dikenal sebagai meteor. Kemudian jika sudah tiba di paras Bumi, namanya adalah meteorit.

Dengan demikian, yang ditemukan Josua di rumahnya adalah meteorit.

Baca juga: 5 Fakta Hujan Meteor Leonid yang Hadir Sepanjang November

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com